Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidakadekuatan suplay oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena
kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (arteriosklerosis
koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab arteriosklerosis, namun
jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas perkembangan
arteriosklerosis.
Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat,
kebutuhan oksigennya juga meningkat. Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada
jantung yang sehat, arteri-arteri koroner akan berdilatasi dan akan mengalirkan
banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Akan tetapi apabila arteri koroner
mengalami kekakuan atau menyempit akibat aterosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan kemudian
akan terjadi iskemia (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya
produksi NO (nitrat oksid) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang
reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyebabkan otot polos
berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan lumen
karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum
menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belummencapai 75%. Bila penyempitan
lebih dari 75% serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke
koroner akan berkurang. Oleh karena itu, sel-sel miokardium mulai menggunakan
glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan eneginya. Proses pembentukan energi
ini sangat tidak efisien dan menyebabkan terbentuknya asam laktat. Asam laktat
menurunkan pH miokardium dan menyebabkan nyeri yang berkaitan dengan angina
pektoris. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, suplai oksigen
menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali ke proses fosforilasi oksidatif untuk
membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan
menghilangnya penimbunan asam laktat, nyeri angina pektoris mereda. Dengan
demikian, angina pektoris adalah suatu keadaan yang berlangsung singkat.1
Patofisiologi
lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya angina pektoris tidak stabil :3
1. Ruptur
Plak
Ruptur plak aterosklerotik dianggap penyebab
terpenting penyebab angina pektoris tidak stabil, sehingga tiba-tiba terjadi
oklusi subtotal atau total dari pembuluh koroner yang sebelumnya mempunyai
penyempitan yang minimal. Plak aterosklerotik terdiri dari inti yang mengandung
banyak lemak dan pelindung jaringan fibrotik (fibrotic cap). Plak yang tidak
stabil terdiri dari inti banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel
makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima
yang normal atau pada bahu dari timbunan lemak. Terjadinya ruptur menyebabkan
aktivasi, adhesi dan agregasi platelet dan menyebabkan aktivasi terbentuknya
trombus. Bila trombus menutup pembuluh darah 100% akan terjadi infark dengan
elevasi segmen ST, sedangkan bila trombus tidak menyumbat 100% dan hanya
menimbulkan stenosis yang berat akan terjadi angin tak stabil.
2. Trombosis
dan Agregasi Trombosit
Agregasi platelet dan pembentukan trombus merupakan
salah satu dasar terjadinya angina tak stabil. Terjadinya trombosis setelah
plak terganggu disebabkan karena interaksi yang terjadi antara lemak, sel otot
polos, makrofag dan kolagen. Inti lemak merupakan bahan terpenting dalam
pembentukan trombus yang kaya trombosit, sedangkan sel otot polos dan sel busa
(foam cell) yang ada dalam plakberhubungan dengan ekspresi faktor jaringan
dalam plak tak stabil. Setelah berhubungan dengan darah, faktor jaringan
berinteraksi dengan faktor VIIa untuk memulai kaskade reaksi enzimatik yang
menghasilkan pembentukan trombin dan fibrin.
Sebagai reaksi terhadap gangguan faal endotel,
terjadi agregasi platelet dan platelet melepaskan isi granulasi sehingga memicu
agregasi yang lebih luas, vasokonstriksi dan pembentukkan trombus. Faktor
sistemik dan inflamasi ikut berperan dalam perubahan terjadinya hemostase dan
koagulasi dan berperan dalam memulai trombosis yang intermiten, pada angina tak
stabil.
3. Vasospasme
Terjadinya vasokonstriksi juga mempunyai peran
penting pada angina tak stabil. Diperkirakan adanya disfungsi endotel dan bahan
vasoaktif yang diproduksi oleh platelet berperan pada perubahan dalam tonus
pembuluh darah dan menyebabkan spasme. Spasme yang terlokalisir seperti pada
angina prinzmetal juga dapat menyebabkan angina tak stabil, dan mempunyai peran
dalam pembentukan trombus.
4. Erosi
pada plak tanpa ruptur
Terjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena
terjadinya poliferasi dan migrasi dari otot polos sebagai reaksi terhadap
kerusakan endotel; adanya perubahan bentuk dan lesi karena bertambahnya sel
otot polos dapat menimbulkan penyempitan pembuluh dengan cepat dan keluhan
iskemia.
5. Kadang
bisa karena : emboli, kelainan kongenital, penyakit inflamasisistemik
2.6 Gambaran
Umum Obat Angina Pektoris
2.6.1
Definisi
umum
Angina hpectoris adalah keadaan ischemia jantung pada angina pectoris dapat
diobati dengan vasodilator koroner yang merupakan obat pilihan pertama dan
zat-zat yang mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen (β-blockers dan
antagonis-kalsium)
2.6.2
Penggolongan Obat
1.Golongan Beta-blocker
β-bloker dibagi menjadi 2 jenis
yaitu non selektif β-bloker dan cardioselektif β-bloker. Berikut adalah contoh
obat non selektif β-bloker dan cardioselektif β-bloker:
a.Non
selektif β-bloker
-Propanolol
Nama Generik: Propanolol tablet
10mg, 40mg.
Nama Dagang: Farmadral ®
(Fahrenheit) tablet 10mg, Inderal® (Astra Zaneca) tablet 10mg, 40mg.
Dosis dan aturan pakai: Angina dosis
awal 40mg 2-3 kali sehari, dosis pemeliharaan 120-240mg sehari. Bentuk sediaan
obat : Tablet.
-Asebutolol
Nama Generik: —-
Nama Dagang: Sectral® (Aventis)
tablet 400mg, Sectrazide® (Aventis).
Dosis dan aturan pakai: Angina dosis
awal 400mg 1 kali sehari atau 200mg 2 kali sehari, 300mg 3 kali sehari pada
angina berat sampai 1,2g sehari.
Bentuk sediaan obat: Tablet.
b.Cardioselektif
β-bloker
Metoprolol
Nama Generik: ——
Nama Dagang: Seloken ® (Sastra
Zaneca) 50mg, 100mg, Lopresor ® (Sandos) 100mg.
Dosis dan aturan pakai: Angina
50-100mg 2-3 kali sehari.
Bentuk sediaan obat: Tablet.
-Atenolol
Nama Generik: —-
Nama Dagang: Betablok ® (Kalbe
Farma) 50mg, 100mg, Farnomin ® (Fahrenheit) 50mg, Hiblok ® (Nufarindo)
50mg, Internolol ® (Interbat) 50mg, 100mg, Tenormin ® (Sastra
Zaneca) 50mg, 100mg, Tensinorm ® (Medicon Prima) 50mg, 100mg,
Zumablok ® (Sando) 50mg, 100mg.
Dosis dan aturan pakai: Angina 100mg
sehari dalam 1 atau 2 dosis.
Bentuk sediaan obat: Tablet.
2.Golongan Nitrat
a. Nitroglycerin
Dosis:
Pemberian dosis: 5-10
mcg/menit IV melalui infus setelah dilusi.
Ditambah 5 mcg/menit IV setiap 3-5 menit sampai beberapa respon
terlihat. Jika tidak ada respon dengan
20 mcg/menit: Boleh tingkatkan dosis sebesar 10 mcg/menit dan sesudahnya jika
diperlukan, tambahan sebesar 20 mcg/menit bisa diberikan. dosis umum: 10-200
mcg/menit
Bentuk sediaan : spray,
tablet, kapsul, patch, tablet sublingual
Cara pemakaian :
1. Patch . Lepaskan patch
dari kantung nya, dan lepaskan plastik pelindung seperti yang diarahkan.
Biasanya, pasien akan memakai patch pada lengan atas atau dada. Namun, pasien
bisa memakainya di mana saja pada tubuh di bawah leher dan di atas lutut atau
siku. Tempelkan patch ke daerah yang kering, dan tidak berbulu . Hindari daerah
dengan luka atau iritasi. Jangan menerapkan patch segera setelah mandi atau
saat mandi. Tunggu sampai kulit Anda benar-benar kering.
Pasien biasanya akan
menggunakan 1 Patch sehari dan memakainya selama 12 sampai 14 jam atau seperti
yang diarahkan oleh dokter. Dosis didasarkan pada kondisi medis pasien dan
respon terhadap pengobatan.
2. Spray
Lepaskan penutup plastik.
JANGAN Dikocok. Pegang wadah tegak dengan telunjuk di atas tombol
berlekuk. Buka mulut dan bawalah spray
sedekat mungkin. Tekan tombol dengan
telunjuk untuk melepaskan semprotan ke atas atau di bawah lidah. Jangan
menghirup spray. Jangan langsung
menelan obat segera setelah pemberian obat. Obat tidak boleh dimuntahkan atau
mulut dibilas selama 5 sampai 10 menit setelah pemberian.
3. Tablet dan kapsul
diminum dengan air putih
sesuai dosis dan waktu yang ditentukan dokter. tablet tidak diperbolehkan
dikunyah, dihancurkan atau dihisap. tablet ditelan dengan bantuan air putih
sebanyak kurang lebih setengah gelas.
kapsul juga tidak diperbolehkan dibuka cangkangnya. kapsul ditelan
langsung dengan bantuan air putih.
4. Tablet sublingual
tablet Nitrogliserin sublingual tidak boleh
dikunyah, hancur, atau tertelan. Obat ini bekerja jauh lebih cepat ketika
diserap melalui mukosa mulut. Tempatkan tablet di bawah lidah atau di antara
pipi dan gusi, dan biarkan larut. Jangan makan, minum, merokok, atau
menggunakan tembakau kunyah pada saat menggunakan obat.
b.Isosorbid mononitrat
Dosis dan aturan pakai:
dosis awal 20 mg, 2-3 kali sehari atau 40 mg, 2 kali sehari (10 mg, 2 kali
sehari pada pasien yang belum pernah menerima nitrat sebelumnya), bila perlu
sampai 120 mg sehari dalam dosis terbagi.
Bentuk sediaan : Tablet dan
Tablet lepas lambat
Cara pemakaian : Ambil obat
ini, masukkan melalui mulut seperti yang diarahkan oleh dokter, biasanya sekali
sehari ketika Pasien bangun tidur. Menelan obat ini dengan setengah gelas air
putih. Jangan menghancurkan atau mengunyah obat ini. apabila Melakukannya akan
meningkatkan risiko efek samping.
3. Golongan antagonis kalsium
a. Golongan Dihidropiridin :
Nipedipin ( adalat 5, 10 mg, farmalat )
Amlodipin ( Norsvak , Tensivask )
Felodipin ( Plendil , Nirmandil )
Nikardipin ( Perdipine )
Amlodipin ( Norsvak , Tensivask )
Felodipin ( Plendil , Nirmandil )
Nikardipin ( Perdipine )
2. Golongan Difenilalkilamin ( Verapamil )
Nama dagang Isoptin
Nama dagang Isoptin
2.7 Komposisi Obat Angina
Pektoris
Jenis-jenis obat angina pektoris
1.
Nama dagang : Vastarel
-
Bahan :
trimetazidine dihidroklorida, setiap tablet mengandung 20mg hTrimetazidine.
-
Indikasi :
pengobatan simtomatik dari vertigo, tinnitus, gangguan iskemik
chorioretinal dan Penyakit Meniere.
-
Kontraindikasi : Jangan gunakan obat
Vastarel jika memiliki masalah masalah jantung, penyakit ginjal dan
penyakit hati , alergi terhadap Vastarel atau dihidroklorida trimetazidine,
Vastarel tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada wanita hamil atau ibu
menyusui
-
Efek samping : Mual, Gangguan, demam usus gastro, muntah anemia, dan ruam.
-
Dosis :
1 tablet di pagi hari dan 1 tablet pada malam hari.
-
Penyimpanan : pada suhu kamar di 15 sampai 30oC, simpan obat
ini di tempat kering, jauh dari cahaya, panas dan kelembaban.
-
Peringatan : Jauhkan obat ini dari anak-anak dan hewan peliharaan.
2.
Amilodipine
-
Nama Generik :
Amlodipine tablet 5mg, 10mg.
-
Nama Dagang :
Tensivask® (Dexa Medica) tablet 5mg; 10mg, Norvask®
(Pfizer) tablet 5mg, 10mg.
-
Indikasi :
Hipertensi, Angina.
-
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas terhadap dyhidropiridine.
-
Efek samping :
sakit kepala, udema, letih, somnolensi, mual, nyeri perut, kulit memerah,
palpitasi, pening.
-
Peringatan :
ganguan fungsi ginjal dan hati, kehamilan dan menyusui, anak-anak dan orang
tua.
-
Dosis dan aturan pakai : 1x sehari 1 tablet 5mg atau
10mg; Angina dosis awal 1x sehari 2,5mg, dosis maksimum 1x sehari 10mg.
-
Bentuk sediaan obat
: Tablet.
3. Diltiazem
-
Nama Generik :
Diltiazem tablet 30mg, 60mg.
-
Nama Dagang :
Carditen® (Dankos) tablet 30mg; 60mg, Delbres® (Harsen)
tablet 30mg, 60mg, Dilmen® (Sanbe Farma, A. Menarini) tablet 60mg,
Diltan® (Harsen) tablet 60mg, 90mg/kapsul SR, Farmabes® (Fahrenheit)
tablet 30mg, Herbesser®/ Herbesser 60®/ Herbesser 90 SR®/
Herbesser 180 SR®/ Herbesser CD 100® / Herbesser CD200®
(Tanabe Indonesia) tablet 30mg, 60mg, Herbesser injection®
(Tanabe Indonesia), Racordil® (Rama Farma) 30mg; 60mg/tablet.
-
Indikasi :
Hipertensi, Angina pectoris.
-
Kontraindikasi :
gagal ginjal parah, wanita hamil,hipersensitivitas, hipotensi, bradikardia,
Sick Siannus Syndrome, A-V Blok
-
Dosis dan aturan pakai : Angina Pectoris 3x sehari 1
tablet 30mg, Herbesser 3x sehari 1 tablet dapat ditingkatkan menjadi 60mg (3x
sehari 1 tablet) Herbesser 90 SR : 2x sehari 1 kapsul; Herbesser 180 SR : 1x
sehari 1 kapsul; Herbesser CD: Hipertensi esensial ringan sampai sedang :
100-200 sekali sehari; angina pectoris,angina pectoris tipe varian : 100mg
sekali sehari, Herbesser injectiondewasa bolus injeksi iv 10mg selama 1-3menit,
kemudian dilanjutkan dengan drop infuse iv; takiaritmia dan angina tidak
stabil: 1-5mcg/kgBB permenit; 5-15 mcg/kgBB permenit.
-
Bentuk sediaan obat
: Tablet dan Injeksi.
4. Felodipine
-
Nama Generik :
Felodipine tablet 2,5mg, 5mg, 10mg.
-
Nama Dagang :
Nirmadil® (Fahrenheit) tablet 5mg, Plendil® (AstraZeneca)
tablet 2,5mg, 5mg, 10mg.
-
Indikasi :
Hipertensi, Angina pectoris.
-
Kontraindikasi: Wanita menyusui, kehamilan termasuk
tahap dini.
-
Dosis dan aturan pakai :
1x sehari 1 tablet, dosis awal mulai 2,5mg selanjutnya 5-10mg.
-
Bentuk sediaan obat : Tablet.
5. Nifedipine
-
Nama Generik: Nifedipine tablet 5mg, 10mg.
-
Nama Dagang: Adalat® (Bayer) tablet 5mg;
10mg, Adalat Oros® (Bayer) tablet 20mg, 30mg, 60mg, Adalat Retard®
(Bayer) tablet 20mg, Calcianta® (Armoxindo) tablet 5mg, 10mg, Carvas®
(Meprofarm) tablet 10mg, Cordalat® (kimia farma) tablet 10mg,
Coronipin® (Dexa Medica, Leiras) tablet 10mg, Farmalat®
(Fahrenheit) tablet 5mg, 10mg, Fedipin® (Medikon) tablet 10mg,
Infacard® (Indofarma) tablet 10mg, Kemolat® (Phyto Kemo
Agung) tablet 10mg, Nifecard® (Armoxindo) tablet 10mg, 20mg/tablet
retard, Nifedin® (Sanbe Farma) tablet 10mg, Niprocor®
(Yekatria farma) tablet 10mg, Vasdalat® (Kalbe Farma) tablet 5mg;
10mg, Vasoner® (Harsen) tablet 10mg, Xepalat® (Metiska
Farma) tablet 5mg; 10mg, Zendalat® (Zenith) tablet 5mg; 10mg.
-
Indikasi: terapi dan propilaksi gangguan koroner,
terutama angina pectoris, hipertensi, insufisiensi koroner kronik
-
Kontraindikasi: wanita hamil dan menyusui, syok
kardiogenik, hipersensitivitas,
-
Efek samping: ringan dan hanya sementara, rasa panas,
rasa berat kepala, mual dan pusing, udem subcutan, hipotensi dan palpitasi.
-
Peringatan: dapat meningkatkan aktivitas sediaan yang
menurunkan tekanan darah dan penghambat beta reseptor.
-
Dosis dan aturan pakai: diberi dosis tunggal atau 3x
sehari 5mg-10mg sebelum makan; Angina dosis awal 1x sehari 2,5mg, dosis
maksimum 1x sehari 10mg.
-
Bentuk sediaan obat : Tablet.
6. Nimodipine
-
Nama Generik: Nimodipine tablet 30mg.
-
Nama Dagang: Nimotop® (Bayer) tablet 30mg;
10mg/50ml botol infuse.
-
Indikasi: Antagonis kalsium diindikasikan untuk terapi
defisit neurologik iskemik pada pendarahan subaraknoid traumatik dan spontan.
-
Dosis dan aturan pakai: 6x sehari1-2 tablet selama 21
hari atau infuse 2,5 ml perjam selama 5-7 hari lalu dilanjutkan tablet 6x
sehari sampai hari ke-21infus: 0,5mg (2,5ml larutan infuse) per jam selama 2
jam bila toleransi baik, dosis ditingkatkan menjadi 1mg (5ml larutan infuse) per
jam
-
Bentuk sediaan obat : Tablet dan Infus.
7. Verapamil
-
Nama Generik: Verapamil tablet 80mg.
-
Nama Dagang: Cardiover® (Landson) tablet
80mg, Isoptin/ Isoptin SR® (Tunggal IA, Knoll) tablet 80mg,
240mg/kaplet.
-
Indikasi: Angina pectoris
-
Kontraindikasi: hipotensi atau syok kardiogenik,
gangguan konduksi(AV blok tingkat 2 dan 3, SA blok), sick sinus syndrome,
penderita dengan atrialflutter atau fibrasi atrial dan accessory by pass tract,
misalnya wolf Parkinson.
-
Efek samping: ortostastik hipotensi, musl, konstipasi,
sakit kepala, gelisah.
-
Dosis dan aturan pakai: dewasa 3x sehari 1 tablet ½
jam sebelum makan
-
Bentuk sediaan obat : Tablet.
8.
Cardio aspirin
-
Indikasi:
Mengurangi bahaya trombosis koroner lebih lanjut dalam masa pemulihan dan infark jantung (profilaksis re-infark), mengurangi risiko kematian dan atau serangan MCI (infark miokard) pada penderita dengan riwayat infark atau angina pektoris yang tidak stabil, pencegahan trombosis (profilaksis re-oklusi) setelah aortocoronary bypass, mengurangi risiko serangan TIA (Transient Ischemic Attack).
Mengurangi bahaya trombosis koroner lebih lanjut dalam masa pemulihan dan infark jantung (profilaksis re-infark), mengurangi risiko kematian dan atau serangan MCI (infark miokard) pada penderita dengan riwayat infark atau angina pektoris yang tidak stabil, pencegahan trombosis (profilaksis re-oklusi) setelah aortocoronary bypass, mengurangi risiko serangan TIA (Transient Ischemic Attack).
-
Kontra Indikasi:
Tablet Cardio Aspirin®
salut enterik 100 mg tidak boleh diberikan pada penderita tukak lambung maupun
duodeni dan pada pasien dengan tendensi hemoragik yang patologis, penderita
hemofilia, penderita gangguan pendarahan lainnya dan penderita yang
hipersensitif dengan asetosal.
-
Komposisi: Setiap tablet salut enterik Cardio Aspirin®
mengandung 100 mg asam asetilsalisilat.
-
Cara Kerja: Pencegahan agregasi platelet berdasarkan
kerja biokimia asam asetilsalisilat yaitu penghambatan ireversibel dari
siklooksigenase di platelet dan penghambatan reversibel dari siklooksigenase di
dinding pembuluh darah.
-
Dosis: Umumnya diberikan 1 tablet 100 mg/hari. Untuk
mengurangi iritasi lambung sebaiknya diminum sesudah makan, tablet ditelan
dengan air.
-
Efek yang Tidak Diinginkan: Nyeri lambung, rasa terbakar, mual,
perdarahan gastrointestinal, reaksi hipersensitivitas (serangan dyspnea, reaksi
kulit), jarang terjadi; dapat terjadi berkurangnya trombosit (trombositopenia),
peningkatan kadar enzim hati yang reversibel pada penggunaan jangka lama dan
dosis tinggi.
-
Jenis: Tablet
9.
Cardismo
-
Komposisi: Isosorbide
5-mononitrate
-
Indikasi: Profilaksis angina pektoris. Terapi tambahan
pada penyakit jantung kongestif yang tidak memberi respon adekuat terhadap
glikosida jantung & atau diuretik.
-
Kontra indikasi: Hipotensi berat, syok, infark miokard
akut dengan tekanan diastolik ventrikel kiri yang rendah, hipersensitif
terhadap nitrat dan nitrit. Anemia, trauma di kepala, pendarahan otak.
-
Perhatian: tidak untuk mengatasi serangan angina
pektoris akut. Hamil, laktasi, glaukoma sudut tertutup, hipotiroid, hipotermia,
malnutrisi, penyakit hati atau ginjal berat.
-
Efek samping: Penurunan tekanan darah, sakit kepala,
mual, muntah, pusing, lemah, mengantuk.
-
IO: efek penurunan tekanan darah dapat dipotensiasi
oleh antihipertensi, antidepresan trisiklik oral, alkohol.
-
Dosis: Dws 1 tab 2-3x/hari. Maksimal 120mg/hari.
10. Calcianta
-
Komposisi : Nifedipine
-
Indikasi: Terapi & profilaksis insufisiensi
koroner kronik, khususnya ngina pektoris, infark miokard & sebagai terapi
tambahan antihipertensi.
-
Kontra Indikasi: Hamil, laktasi.
-
Dosis: 5-10 mg 3x/hari.
-
Peringatan: Hipotensi berat; pengawasan ketat pasien
dialisis dengan hipertensi malignan; gagal jantung, stenosis aorta berat,
diabetes.
-
Efek samping: Vasodilatasi sementara dan ringan,
hipotensi, rasa hangat, mual, pusing, edema SK dan palpitasi.
-
Interaksi obat: Antihipertensi, simetidin &
reseptor β-blocker, digoksin, kuinidin (monitor kadar dalam plasma).
11. Cordizem
-
Komposisi: Diltiazem.
-
Indikasi: angina pektoris, meredakan serangan angina
pada penderita variant angina.
-
Dosis: Dws 30 mg 4x/hari, dapat ditingkatkan s/d 360
mg/hari.
-
Kontra indikasi: Blok AV derajat 2-3, hipotensi, syok
kardiogenik. Gangguan irama sinus. Hamil, wanita usia subur. Hipersensitif
terhadap diltiazem. Infark miokard akut dan kongesti paru.
-
Peringatan: penderita bradikardia berat atau blok AV
derajat 1. Penghentian terapi harus dilakukan secara bertahap. Payah jantung
kongestif. Anak. Laktasi.
-
Efek samping: nyeri kepala, pusing, gangguan saluran
cerna, bradikardia. Peningkatan SGOT, SGPT, & fosfatase alkalin.
Hipersensitif (erupsi, eritematosis multiform), ruam, pruritus.
-
Interaksi obat: Digoksin, β-blocker, antihipertensi,
karbamazepin, anestetik.
2. 8 Mekanisme Kerja Umum Angina
Pektoris
Obat
golongan nitrat merupakan lini (pilihan) pertama dalam pengobatan angina
pektoris. Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai ketika metabolisme obat
pertama kali melepaskan ion nitit (NO2-), suatu proses yang membutuhkan tiol jaringan. Di
dalam sel, NO2- diubah menjadi nitrat oksida (NO),
yang kemudian mengaktivasi guanilat siklase, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi
guanosin monofosfat siklik (cGMP) intraseluler pada sel otot polos vaskular.
Bagaimana cGMP menyebabkan relaksasi, belum diketahui secara jelas, tetapi hal
tersebut akhirnya menyebabkan defosforisasi miosin rantai pendek (MCL),
kemungkinan dengan menurunkan konsentrasi ion Ca2+ bebas dalam sitosol. Hal tersebut akan
menimbulkan relaksasi otot polos, termasuk arteri dan vena. Nitrat organik
menurunkan kerja jantung melalui efek dilatasi pembuluh darah sistemik.
Venodilatasi menyebabkan penurunan aliran darah balik ke jantung, sehingga
tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu) dan volume ventrikel menurun.
Beban hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi sub endokard. Vasodilatasi
menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga tegangan dinding ventrikel
sewaktu sistole (beban hilir) berkurang. Akibatnya, kerja jantung dan konsumsi
oksigen menjadi berkurang. Ini merupakan mekanisme antiangina yang utama dari
nitrat organik.
-
Dilihat dari farmakokinetiknya, nitrat organik mengalami
denitrasi oleh enzim glutation-nitrat organik reduktase dalam hati. Golongan
nitrat lebih mudah larut dalam lemak, sedangkan metabolitnya bersifat lebih
larut dalam air sehingga efek vasodilatasi dari metabolitnya lebih lemah atau
hilang. Eritritil tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat) mengalami
degradasi tiga kali lebih cepat daripada nitrogliserin (berat molekul rendah,
bentuk seperti minyak). Sedangkan isosorbid dinitrat dan pentaeritritol
tetranitrat (berat molekul tinggi, bentuk padat) mengalami denitrasi 1/6 dan
1/10 kali dari nitrogliserin. Kadar puncak nitrogliserin terjadi dalam 4 menit
setelah pemberian sublingual dengan waktu paruh 1-3 menit. Metabolitnya berefek
sepuluh kali lebih lemah, tetapi waktu paruhnya lebih panjang, yaitu kira-kira
40 menit. Isosorbid dinitrat paling banyak digunakan, tetapi cepat
dimetabolisme oleh hati. Penggunaan isosorbid mononitrat yang merupakan
metabolit aktif utama dari dinitrat bertujuan untuk mencegah variasi absorpsi
dan metabolisme lintas pertama dari dinitrat yang dapat diperkirakan.
-
Mula kerja (onset) dan lama kerja (durasi) obat tergantung
dari cara pemberian dan formulasi farmasi. Pemberian nitrat organik sublingualefektif untuk
mengobati serangan angina akut. Dengan cara ini absorpsi berlangsung cepat dan
obat terhindar dari metabolisme lintas pertama di hati, sehingga
bioavailabilitasnya sangat meningkat (isosorbid dinitrat 30% dan nitrogliserin
38%). Mula kerja obat tampak dalam 1-2 menit, tetapi efeknya dengan cepat akan
menurun sehingga setelah 1 jam hilang sama sekali. Nitrat organik dapat
diberikan secara oral (p.o)
untuk tujuan pencegahan timbulnya serangan angina. Dalam hal ini, obat tersebut
harus diberikan dalam dosis cukup besar agar kemampuan metabolisme hati untuk
obat ini menjadi jenuh. Mula kerja nitrat organik oral adalah lambat, puncaknya
tercapai dalam 60-90 menit dan lama kerja berkisar 3-6 jam. Nitrat organik
dapat juga diberikan intravena (i.v)
agar kadar obat dalam sirkulasi sistemik yang tinggi cepat tercapai.
Nitrogliserin i.v bermanfaat untuk pengobatan vasospasme koroner dan angina
pektoris tidak stabil dan mungkin merupakan cara terbaik untuk mengobati segera
angina akut. Pemberian nitrogliserin dalam bentuk salep atau diskdimaksudkan untuk tujuan profilaksis karena obat
diabsorpsi secara perlahan lewat kulit. Efek terapi tampak dalam 60 menit dan
berakhir dalam 4-8 jam. Pada sediaan disk, nitrogliserin terdapat sebagai depot
dengan reservoir suatu polimer pada plester. Mula kerja lambat dan puncak efek
tercapai setelah 1-2 jam.
2.9 Jenis-Jenis Obat Angina Pektoris
Ada
tiga golongan obat yang digunakan untuk penderita angina pektoris, yaitu:
·
Anti
Iskemia
·
Anti
Agregasi Trombosit
·
Anti
Trombin
2.9.1 Anti Iskemia
2.9.1.1 Nitrat Organik
Merupakan ester alkohol polivalen
dengan asam nitrat, sedangkan nitritorganik adalahester asam nitrit.
Farmakodinamik
Nitrat organik melalui pembentukan radikal
bebas nitrogen oksida (NO) menstimulasi guanilat siklase sehingga kadar
siklik-GMP dalam sel otot polos meningkat. Selanjutnya iklik-GMP menyebabkan
defosforilasi miosin sehingga terjadi relaksasi otot polos.Nitrat organik
menimbulkan relaksasi otot polos, termasuk arteri dan vena.
Farmakokinetik
Nitrat organik mengalami denitrasi oleh enzim
glutation-nitrat organik reduktase dalam hati.Metabolit yang terjadi bersifat
lebih larut dalam air dan efek vasodilatasinya lebih lemah atau hilang.Karena
kelarutan dalam lemak yang lebih baik dan metabolisme yang cepat, maka
bioavabilitas dan lama kerja nitrat organik terutama ditentukan oleh
biotransformasinya.
a.
Nitrogliserin (glisril trinitrat,
trinitrin, nitrostat)
Trinitrat dari gliserol ini berkhasiat
relaksasi otot pembuluh, bronchia, saluran empedu, lambung usus, dan
kemih.Berkhasiat vasodilatasi berdasarkan terbentuknya nitrogenoksida dari
nitrat di sel-sel dinding pembuluh. NO bekerja mengendurkan sel-sel ototnya
sehingga pembuluh terutama vena mendilatasi dengan langsung.
Akibatnya, TD turun dengan pesat dan
aliran darah vena kembali ke jantung berkurang. Penggunaan oksigen jantung
menurun dan bebannya dikurangi.Arteri koroner juga diperlebar, tetapi tanpa
efek langsung terhadap miokard.
Efek samping: nyeri kepala, tachycardia,
hipotensi ortostatis, pusing, nausea, flushing, disusul dengan muka pucat.
Plester dapat menimbulkan iritasi berupa kulit merah, rasa terbakar dan
gatal-gatal.
Dosis:
pada serangan akut di bawah lidah 0.4-1 mg sebagai tablet, spray, atau kapsul
(harus digigit), jika perlu dapat diulang 3-5 menit. Bila efek sudah dicapai
obat harus dikeluarkan dari mulut. Profilaksis: tablet retard (Nitro Mack)
2.5-5 mg diletakkan antara gusi dan bibir atas. Salep 2 % (nitro-bid) : 3 dd
7.5-30 mg pada dada, perut, atau lengan. Plaster: 1 dd 5-10mg, hany digunakan
siang hari dan malam hari sebelum waktu tidur dilepas.
b. Isosorbida-5-mononitrat (Pentacard, Ismo)
Derivat siklis ini didinding pembuluh
diubah menjadi nitrogenoksida, yang mengaktivasi enzim tertentu. Karena itu,
kadar cGMP disel otot polos naik dengan akibat vasodilatasi.
Digunakan oral dan oromukosal sebagai
profilaksi untuk mengurangi frekuensi serangan jantung.
Dosis: oral semula 3 dd 10 mg p.c, sesudah
beberapa hari 2-3 dd 20 mg. tablet retard: pagi hari 50-120 mg.
c.
Isosorbida dinitrat (cedocard/retard, iso Mack
retard/ spray)
Secara
sublingual mulai kerjanya dalam 3 menit dan bertahan sampai 2 jam. Secara spray
masing-masing 1 mnt dan 1 jam, sedangkan oral masing-masing 20 mnt dan 4 jam
(tablet retard 8-10 jam).
Dosis: pada serangan akut atau
profilaksis, sublingual tablet 5 mg bila perlu diulang sesudah beberapa menit, interval
oral 3 dd 20 mg d.c. tablet/ kapsul retard maks 1-2 dd 80 mg. spray 1.25-3.75
mg (1-3 semprotan).
d.
Dipiridamol (Persantin, Cardial)
Sebagai penghambat fosfodiesterase,
berdaya inotrop positif lemah tanpa menaikkan penggunaan oksigen dan vasodilatasi,
juga terhadap arteri jantung.Sebagai obat pencegah infark kedua (bersama
asetosal), berdasarkan kerja antitrombotiknya.
Efek
samping: gangguan lambung-usus, nyeri kepala, pusing, dan palpitasi yang
bersifat sementara.
Dosis:
pada angina oral 3 dd 50 mg 1 jam a.c., pada bedah katup jantung: 4 dd 75-100
mg a.c.
2.9.1.2 Beta-blocker
Beta-blokers memperlambat pukulan
jantung(bradycardia) sehingga mengurangi kebutuhanoksigen myocard.
Blokade reseptor β1 menurunkan frekuensi
jantung, daya kontraksi, dan volume-menit jantung. Blokade reseptor β2 dapat
antara lain menimbulkan bronkokontriksi dan meniadakan efek vasodilatasi dari
catecholamin terhadap pembuluh perifer.
Farmakodinamik
Beta-bloker
efektif untuk pengobatab angina stabil kronik karena :
(1)
mengurangi kebutuhan oksigen miokard dengan cara mengurangi frekuensi denyut
jantung, kontraktilitas miokard dan tekanan darah (beban hilir) melalui
penghambatan adrenoreseptor- β di jantung, sewaktu kerja fisik;
(2)
meningkatkan suplai oksigen miokard dengan cara mengurangi tegangan dinding
ventrikel selama sitole, serta memperlambat denyut jantung (waktu ditle
memanjang) sehingga perfusi subendokard meningkat.
Farmakokinetik
Beta bloker adalah lipofilik hampir
seluruhnya dimetabolisme dalam hati, bahkan sebagian besar dari dosis telah
mengalami metabolisme paa lintasan pertama di hat sehingga bioavabilitas oral
rendah, kadar plasma yang dicapai sangat bervariasi antar individu dan waktu
paruhnya pendek.
2.9.1.3 Antagonis
Kalsium
Istilah antagonis kalsium digunakan untuk
senyawa yang menghambat imfluks kalsium transmembran, artinya memperkecil
masuknya ion kalsium ke dalam sel dengan apa yang disebut saluran kalsium
lambat.
Berdasarkan struktur kimianya, CCB (
calcium channel bocker ) dapat dibedakan atas 5 golongan:
1) Dihidropiridin (DHP) : nifedipin,
nikardipin, felodipin, amlodipin, dll.
2) Difenilalkilamin : verapamil,
galopamil, tiapamil, dll.
3) Benzotiazepin : diltiazem.
4) Piperazin : sinarizin, flunarizin,
dll.
5) Lain-lain : prenilamin, perheksilin,
dll.
Farmakodinamik
Antagonis kalsium mengurangi kebutuhan oksigen
miokard melalui (1) vasodilatasi perifer (terutama arteriol) sehingga
menurunkan afterload; (2) pengurangan kontraktilitas miokard; dan (3) penurunan
frekuensi denyut jantung.
Antagonis kalsium efektif untuk angina akibat
vasospasme koroner maupun ateroklerosiskoroner
Farmakokinetik
Nipedifin (N), verapamil (V) dan diltiazem (D)
mudah larut dalam lemak sehingga mudah diabsorpsi pada pemberian oral maupun
sublingual, dan dieliminasi terutama melalui metabiolisme di hati. Tetapi
karena sebagia dari dosis oral dimetabolisme pada lintasan pertama di hati,
maka bioavabilitas obat-obat ini tidak begitu tinggi, terutama untuk V dan D.
a.
Nifedipin (Adalat/Retard/Oros)
Berkhasiat vasodilatasi kuat dengan hanya
krja ringan terhadap jantung. Efek inotrop negatifnya ditiadakan oleh
vasodilatasi, bahkan frekuensi jantung serta cardiac output justru dinaikkan
sedikit akibat antara lain turunnyav”afterload” (volume darah yang dipompa
keluar jantung ke arteri)
Dosis: angina dan hipertensi pagi hari 30
mg tablet retard, berangsur-angsur dinaikkan sampai 1 dd 120 mg.
b.
Verapamil (Isoptin/SR)
Khasiat vasodilatasinya tidak sekuat
nifedipin dan derivatnya, tetapi efek inotrop negatif ringan dan memperlambat
penyaluran impuls AV. Digunakan pada angina variant/stabil, hipertensi, dan
aritmia tertentu (antara lain tachycardia supraventikuler, fibrilasi serambi)
Dosis:
angina variant/stabil, aritmia, dan hipertensi; oral semula 3-4 dd 80 mg,
pemeliharaan 4 dd 80-120 mg; tablet SR (slow release): 1-2 dd 240 mg.
c.
Diltiazem
Berkhasiat
vasodilatasi lebih kuat dari verapamil, tetapi efek inotrop negatifnya lebih
ringan. Penggunaannya sama dengan verapamil pada angina variant/stabil, hipertensi,
dan aritmia tertentu.
Dosis:
angina dan hipertensi semula oral 3-4 dd 60 mg, maksimum 3 dd 120 mg. Arimia:
i.v. 1 dd 0,25-0,3 mg/kg dalam 2 menit.
2.9.2 Anti
Agregasi Trombosit
2.9.2.1 Aspirin
Aspirin bekerja mengasetilasi enzim siklooksigenase dan
menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides. Aspirin juga
menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga
akhirnya menghambat agregasi trombosit. Aspirin menginaktivasi enzim-enzim pada
trombosit tersebut secara permanen. Penghambatan inilah yang mempakan cara
kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA (Transient Ischemic Attack). Pada
endotel pembuluh darah, aspirin juga menghambat pembentukan prostasiklin. Hal
ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.
Penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa aspirin dapat
menurunkan resiko terjadinya stroke, infark jantung non fatal dan kematian
akibat penyakit vaskular pada pria dan wanita yang telah pernah mengalami TIA
atau stroke sebelumnya.
Farmakokinetik :
·
Mula kerja : 20 menit -2
jam.
·
Kadar puncak dalam plasma:
kadar salisilat dalarn plasma tidak berbanding lurus dengan besamya dosis.
·
Waktu paruh : asam asetil salisilat 15-20
rnenit ; asarn salisilat 2-20 jam tergantung besar dosis yang diberikan.
·
Bioavailabilitas :
tergantung pada dosis, bentuk, waktu pengosongan lambung, pH lambung, obat
antasida dan ukuran partikelnya.
·
Metabolisrne : sebagian
dihidrolisa rnenjadi asarn salisilat selarna absorbsi dan didistribusikan ke
seluruh jaringan dan cairan tubuh dengan kadar tertinggi pada plasma, hati,
korteks ginjal , jantung dan paru-paru.
·
Ekskresi : dieliminasi oleh
ginjal dalam bentuk asam salisilat dan oksidasi serta konyugasi metabolitnya.
Farmakodinamik :
Adanya makanan dalam lambung memperlambat absorbsinya ;
pemberian bersama antasida dapat mengurangi iritasi lambung tetapi meningkatkan
kelarutan dan absorbsinya. Sekitar 70-90 % asam salisilat bentuk aktif terikat
pada protein plasma.
2.9.2.2 Tiklopidin
Tiklopidin adalah inhibitor agregasi platelet yang bekerja
menghalangi ikatan antara platelet dengan fibrinogen yang diinduksi oleh ADP
(Adenosin Di Pospat) secara irreversibel, serta menghalangi interaksi antara
platelet yang mengikutinya. Proses ini menyebabkan penghambatan pada agregasi
platelet dan pelepasan isi granul platelet.
Penderita yang diberi Tiklopidin harus dimonitor jumlah
netrofil dan trombositnya setiap dua minggu selama 3 bulan pertama pengobatan.
Netropeni berat dapat terjadi dalam waktu 3 minggu sampai 3 bulan sejak
pengobatan dimulai. Karena waktu paruhnya panjang, maka penderita yang berhenti
mendapat Tiklopidin dalam waktu 90 hari sejak dimulai harus tetap dimonitor
darah lengkap clan hitung jenis lekositnya. Kadang-kadang dapat terjadi
trombositopeni saja atau kombinasi dengan netropeni.
Tiklopidin adalah obat pilihan pertama untuk pencegahan
stroke pada wanita yang pemah mengalami TIA serta pada pria dan wanita yang
pemah mengalami stroke non kardioembolik. Walaupun Tiklopidin telah terbukti
efektif pada pria yang pernah mengalami TIA, tetapi obat ini merupakan pilihan
kedua bila tidak ada intoleransi terhadap aspirin.
Farmakokinetik :
·
Mula kerja : diabsorbsi
cepat.
·
Kadar puncak dalam plasma: 2
jam.
·
Waktu paruh : 4-5 hari.
·
Bioavailabilitas : > 80%.
·
Metabolisme : terutama di
hati .
·
Ekskresi : 60% melalui urine
daD 23% melalui feses
Farmakodinamik :
·
bioavailabilitas oral
meningkat 20% hila diminum setelah makan ; pemberian bersama makan dianjurkan untuk
meningkatkan toleransi gastrointestinal.
·
98% terikat secara reversibel dengan
protein plasma terutama albumin dan lipoprotein.
2.9.2.3 Klopidogrel
Kehadiran obat generik untuk penyakit jantung akan
membuat biayapengobatan relatif jadi lebih murah. Namun, biaya yang lebih murah
juga harus didukung oleh manfaat terapetik yang dihasilkan obat tersebut.
Penderita penyakit jantung harus minum obat selama sisa hidup mereka. Salah
satu obat yang digunakan untuk penderita penyakit jantung, stroke, maupun penyempitan
pembuluh darah perifer biasanya clopidogrel.
Menurut Prof. Dr. Harmani Kalim, Sp.Jp, dari RS Jantung
Harapan Kita, Jakarta,clopidogrel bisa
diberikan kepada mereka yang mengalami aterotrombosis. “Obat ini mengurangi
terjadinya trombosis atau gumpalan darah bila lapisan aterosklerosis mengalami
ruptur” ujarnya. Ruptur adalah pengelupasan kerak pembuluh darah. gumpalan
darah ini bisa menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan
menimbulkan serangan jantung (Sari, 2008).
Clopidogrel bekerja dengan menghambat ikatan antara ADP dengan reseptornya,
sehingga menghambat terjadinya agregasi platelet. Clopidogreldiberikan sebagai
pengobatan atau terapi pada mereka yang mengalami aterotrombosis misalnya.
Selain itu, clopidogrel bisa diberikan sebagai terapi
pencegahan, terutama pada mereka yang memiliki resiko penyakit jantung koroner,
tentunya dengan indikasi dari dokter. Dosis yang di rekomendasikan adalah 75 mg
sekali sehari (Sari, 2008).
Mengingat pemberian clopidogrel dalam jangka waktu lama, biaya yang
harus dikeluarkan juga meningkat. Untungnya, sejak off patent pada Februari 2008, kini sudah ada
obat clopidogrel generic (Sari, 2008).
Clopidogrel generik yang sudah ada di pasaran memiliki kandungan sama,
formulasinya saja yang berbeda. Dikatakan Prof. Dra. Arini Setiawati, Ph.D,
Kepala Unit Studi Klinis, Bagian Farmakologi dan Terapetik FKUI, hasil studi
bioavailability dan bioekuivalen (BABE) menunjukan obat clopidogrel generik tersebut bioekuivalen dengan clopidogrel produk innovator (Sari, 2008).
Ini artinya, clopidogrel generik memiliki manfaat terapetik dan
keamanan sama dengan produk referensi atau inovator. Selain manfaat terapetik
yang sama, biaya relatif lebih murah. “Biayanya bisa berbeda 25-40 persen,”
katanya (Sari, 2008).
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit global yang
berdampak besar pada biaya pengobatan. Kematian karena penyakit kardiovaskular,
disebutkan CDC/NCHS, 53 persennya karena penyakit jantung koroner (PJK). Ini
artinya, dari 100 orang yang menderita ganguan kardiovaskular, 53 orang
meninggal karena PJK (Sari, 2008).
Dari segi biaya, data dari Kanada (1993) menyebutkan,
biaya untuk penyakit kardiovaskular sekitar 15,2 persen dari total biaya
kesehatan. Lebih tinggi bila dibandingkan dengan penyakit gangguan sistem saraf,
pencernaan, dan lainnya. Di AS tahun 2006, estimasi biaya langsung dan tidak
langsung PJK sekitar 142,5 miliar dolar (Sari, 2008).
Terjadi penebalan dinding pembuluh darah sedang atau
aterosklerosis bisa membuat kejadian PJK. Proses ini sudah dimulai sejak masa
kanak-kanak. Akan terjadi aterostrombosis bila pada orang dengan aterosklerosis
kemudian terjadi trombosis atau gumpalan darah di pembuluh darah yang
menyempit. Aterostrombosis, dijelaskan Prof. Harmani, merupakan kondisi
tiba-tiba dan tidak diperkirakan, di mana terjadi erosi, ruptur, atau
pengelupasan pada lapisan aterosklerosis yang menyebabkan gangguan aliran
darah. Kondisi ini memicu terjadinya aktivitas platelet dan pembentukan
trombus. Aterotrombosis menyebabkan infark miokard, stroke iskemik, dan
kematian vaskular. Biasanya kejadian ini disebabkan penyakit kardiovaskular,
serebrovaskular, dan pembuluh darah (Sari, 2008).
Nama generik:
Clopidogrel
Nama dagang di
Indonesia: Plavix® (Sanofi
Aventis)
Indikasi
·
Mengurangi kejadian atherosclerotic
(myocardial infarction, stroke, kematian pembuluh darah) pada pasien dengan
atherosclerosis dibuktikan oleh myocardial infarction (MI) yang belum lama
berselang terjadi, stroke yang belum lama berselang terjadi, atau penyakit
arterial peripheral yang sudah terbukti; sindrom coronary akut (angina tidak
stabil atau MI non-Q-wave) yang terkontrol secara medis atau melalui
percutaneous coronary intervention/PCI (dengan atau tanpa stent)
(Lacy, 2006).
·
Kontra-indikasi
Hipersensitivitas
terhadap clopidogrel atau komponen lain dari formulasinya; perdarahan patologis
aktif seperti PUD atau hemoragi intrakranial; gangguan koagulasi; active peptic
ulcer (tukak lambung aktif) (Koda Kimble, 2005)
·
Bentuk sediaan:
Tablet salut film 75 mg
·
Dosis (tierney, 2006)
Oral,
dewasa: myocardial infarction (MI) yang belum lama berselang terjadi, stroke
yang belum lama berselang terjadi, atau penyakit arterial peripheral yang sudah
terbukti: satu kali sehari satu tablet 75 mg
·
Aturan pakai
Satu
kali sehari satu tablet 75 mg, dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
·
Efek samping
Perdarahan
gastrointestinal (saluran pencernaan), purpura, bruising, haematoma, epistaxis,
haematuria, ocular haemorrhage, perdarahan intracranial, nyeri abdominal
(perut), gastritis, konstipasi, rash, dan pruritus (gatal) (dipiro, 2005).
·
Resiko khusus (wanita
hamil/gagal ginjal/kelainan hepar)
Pada
kehamilan memiliki faktor resiko B; tidak direkomendasikan untuk wanita yang
sedang menyusui; pasien yang memiliki resiko peningkatan perdarahan dari suatu
trauma, pembedahan atau kondisi patologik lainnya. Pasien dengan penyakit
hepatik sedang yang kemungkinan mengalami perdarahan diatheses. Penyesuaian
dosis pada pasien dengan gangguan ginjal dan pasien usia lanjut tidak
diperlukan (dipiro, 2005).
2.9.2.4 Obat Inhibitor
Glikoprotein Iib/IIIa.
Inhibitor Glikoprotein IIb/IIIa.
Ikatan fibrinogen dengan reseptor GP Iib/IIIa pada platelet ialah ikatan
terakhir pada proses agregasi platelet. Karena inhibitor GP IIb/IIIa menduduki
reseptor tadi maka ikatan platelet dengan fibrinogen dapat dihalangi dan
agregasi platelet tidak terjadi (Admin, 2011).
Reseptor glikoprotein (GP)
IIb/IIIa adalah reseptor penting pada proses akhir agregasi trombosit, yang akan berikatan dengan
fibrinogen plasma atau faktor Von Willebrand. Ikatan ini akan menjadi
“jembatan“ antar trombosit yangberdekatan untuk saling berikatan, dan
seterusnya berikatan satu sama lainsedemikian rupa sehingga akhirnya terbentuk
“sumbat“ hemostatik. Trombosisdapat dihambat secara efektif dengan penghambatan
reseptor ini.Penghambatan “jalur akhir“ agregasi trombosit oleh
glikoprotein IIb/IIIa initerbukti
menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien dengan APTS/NSTEMI (Iin, 2012).
Reseptor glikoprotein IIb/IIIa
yang diaktivasi akan berikatan dengan fibrinogendan membentuk rantai dengan trombosit yang diaktivitasi dan dengan
demikianterjadilah trombus. Jadi berbeda dengan obat anti-trombosit lain yang
hanyabekerja pada sebagian dari berbagai tahapan terjadinya agregasi trombosit,inhibitor
glikoprotein IIb/IIIa bekerja pada tahapan akhir adhesi, aktivitas, danagregasi trombosit. Tiga kelompok terpenting obat
golongan ini adalahmurine- human chimeric antibiodies (misalnya
abxicimab), peptida sintetik (misalnyaeptifibatide), dan nonpeptida sintetik
(misalnya trifiban dan lamifiban)
(Iin, 2012).
Abxicimab merupakan inhibiditor
nonsepesifik dengan daya ikatan reseptor kuatdan seversibilitas hambatan trombosit lambat pulih walaupun terapi
sudahdihentikan. Eptifibatide merupakan peptida siklik yang merupakan inhibitor reseptor
glikoprotein IIb/IIIa selektif. Masa kerjanya pendek dan hambatantrombosit
hilang 2-4 jam setelah terapi dihentikan. Tirofiban merupakan
inhibitor nonpeptida, bekerja cepat (5 menit), selektif dan cepat
reversibel (4-6 jam) (Iin, 2012).
Lamifiban
merupakan inhibitor nonpeptida sintetik dengan masa kerja 4 jam.Penyelidikan
PRISM, PRISM-PLUS, PURSUIT, PARAGON-A, PARAGON-B danCAPTURE membuktikan bahwa
risiko terjadinya infark jantung dan kematianturun bermakna dalam beberapa hari
dan manfaat ini tetap diperoleh dalampemantauan sampai 30 hari. Walaupun
demikian, harus diingat bahwa desainpenyelidikan-penyelidikan di atas tidak
sama. Pada sebagian penyelidikandilakukan pula tindakan PCI (15% pada PURSUIT,
35% pada PRISM-PLUS,hampir semuanya pada CAPTURE), sedangkan pada PRISM
angiografi dan PCIditunda sampai obat dihentikan
setelah 48 jam.Pada PURSUIT, PARAGON-B,
PRISM-PLUS pada subgrup pasien yang tidakmenjalani tindakan
revaskularisasi dini, manfaat inhibitor glikoprotein IIb/IIIa sedikit atau tidak
ada. Manfaat inhibitor glikoprotein IIb/IIIa lebih besar padapasien yang mengalami peningkatan kadar troponin
T atau troponin I (Iin, 2012).
2.9.3 Anti Trombin
2.9.3.1 Unfractionated
Heparin
Heparin adalah glikosaminoglikan yangterdiri dari
pelbagai polisakarida yang berbeda panjangnya dengan aktivitas antikoagulan
yang berebda-beda. Antitrombin III, bila terikat dengan heparin, akan bekerja
menghambat trombin dan faktor Xa. Heparin juga mengikat protein plasma yang
lain, sel darah dan sel endotel, yang akan mempengaruhi bioavailabilitas.
Kelemahan lain heparin adalah efek terhadap trombus yang kaya trombosit dan
heparin dapat dirusak oleh platelet faktor IV.
2.9.3.2 Low Molecular Weight Heparin
Low molecular weight heparin (LMWH) dibuat dengan
melakukan depolimerasi rantai polisakarida heparin. Kebanyakan mengandung
sakarida kurang dari 18 dan hanya bekerja pada factor Xa, sedangkan heparin
menghambat factor Xa dan trombin. Dibandingkan dengan unfractionated heparin,
LMWH mempunyai ikatan terhadap protein plasma kurang, bioavailabilitas lebih
besar dan tidak mudah dinetralisir oleh faktor IV, lebih besar pelepasan tissue
factor pathway inhibitor (TFPI) dan kejadian trombositopenia lebih sedikit.
2.9.3.3 Direct Trombin Inhibitors
Direct trombin inhibitor secara teoritis mempunyai
kelebihan karena bekerja langsung mencegah pembentukan bekuan darah, tanpa
dihambat oleh plasma protein maupun platelet faktor IV. Activated partial
thromboplastin time dapat dipakai untuk memonitor aktivitas antikoagulasi, tetapi
biasanya tidak perlu. Hirudin dapat menurunkan angka kematian infark miokard,
tetapi komplikasi perdarahan bertambah. Bivalirudin juga menunjukkan
efektivitas yang sama dengan efek samping perdarahan kurang dari heparin.
Bilivarudin telah disetujui untuk menggantikan heparin pada pasien angina tyak
stabil yang menjalani PCI. Hirudin maupun bivalirudin dapat menggantikan
heparin bila ada efek samping trombositopenia akibat heparin (HIT).
2.10Kontra
indikasi dan efek samping
2.10.1 GOLONGAN ANTI
ISKEMI
1.
Nitrat
Secara umum efek samping yang timbul akibat penggunaan
obat golongan nitrat untuk antiangina, antara lain: dilatasi arteri akibat
nitrat menyebabkan sakit kepala (30-60% dari pasien yang menerima terapi
nitrat), sehingga seringkali dosisnya dibatasi. Efek samping yang lebih serius
adalah hipotensi dan pingsan. Refleks takikardia seringkali terjadi. Dosis
tinggi yang diberikan jangka panjang bisa menyebabkan methemoglobinemia sebagai
akibat oksidasi hemoglobin. Sesekali juga dapat menyebabkan rash. Penggunaan nitrat yang
berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya toleransi, bukan saja pada efek
samping, tapi juga pada efek antiangina dari nitrat kerja lama. Ketergantungan
pada nitrat terjadi pada pemberian nitrat kerja lama baik pemberian oral maupun
topikal. Penghentian terapi kronik harus dilakukan secara bertahap untuk
menghindari timbulnya fenomena rebound
berupa vasospasme yang berlebihan dengan akibat memburuknya angina sampai
terjadinya infark miokard dan kematian mendadak. Udem perifer juga kadang-kadang
terjadi pada pemberian nitrat kerja lama (oral maupun topikal). Nitrat yang
diberikan secara oral dapat menimbulkan terjadinya dermatitis kontak.
Beberapa contoh obat antiangina dari golongan nitrat:
A. Isosorbid
mononitrat
Kontraindikasi: hipersensitif terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia,
kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung,
perikarditis konstriktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala,
pendarahan otak, dan glaukoma sudut sempit.
Efeksamping: sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing hipotensi postural,
takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksial).
Risikokhusus:
- Kehamilan : faktor risiko C
- Menyusui : ekskresi melalui air susu tidak diketahui
- Gagal ginjal : obat dapat memperparah kerusakan ginjal karena obat
selain diekskresi melalui feses juga dieksresi melalui urin, akan tetapi
pengubahan dosis obat tidak dibutuhkan pada pasien usia lanjut yang mengalami
gangguan fungsi ginjal.
- Kelainan hepar : obat dapat memperparah kerusakan hati karena obat
dimetabolisme di hati, akan tetapi pengubahan dosis obat tidak dibutuhkan pada
pasien usia lanjut yang mengalami gangguan fungsi hepar.
b) Isosorbid dinitrat
ToleransiIsosorbid dinitrat :
1. Terganggunya
biotransformasi ISDN menjadi bentuk aktifnya, yakni NO
2. Aktivasi
neurohormonal, yang menyebabkan pelepasan vasokonstriktor (penyempit pembuluh
darah), seperti endotelin dan angiotensin II, yang melawan kerja vasodilatasi
isosorbid dinitrat.
Efek
samping isosorbid dinitrat (ISDN) meliputi sakit kepala,
hipotensi, serta bradikardia pada beberapa kasus.
2.
Beta
Blocker
Kontra
indikasi
·
Pasien yang hipersensitif terhadap Beta Blocker
·
Disfungsi sinus node
·
Bronkokontriksi kronik
·
Klaudiokasia intermiten
·
Penyakit vaskular perifer
·
Ibu hamil
·
Raynaud disease
·
Penderita asma
Kontraindikasi lainnya, bagi jantung (gagal jantung berat,
bradikardia berat, dan blok AV derajat 2 dan 3), paru (asma bronchial, dan
konstriksi bronkus), dan pembuluh darah perifer (gangren klaudikasio berat,
nekrosis kulit). Sementara itu, penyakit paru obdtruktif kronis, disfungsi
ereksi dan penyakit pembuluh darah perifer ringan bukan merupakan
kontraindikasi , terutama jika dihadapkan pada penyekat beta yang selektif
(bisoprolol, metoprolol).
Efek
Samping:
Efek
samping dari Beta-blockers terkait
terutama karena efek adrenalin-blocking. Efek
samping ini sering dapat digunakan mengelola Jantung oleh jenis beta blocker yang dipilih, dan harus
dengan hati-hati memberi dosisnya. Efek samping meliputi:
·
Jantung : Bradikradi, gagal jantung kongestif,
penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial,
raynaud’s syndrom, menseterik trombosis, syncope.
·
SSP : Depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatigue.
·
Dermatologi : Alopesia, dermatitis,
hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom Stevens-Johnson , fuxil epiderma necrolysis.
·
Gastrointestinal: Diare, muntah, mual,
konstipasi dan anoreksia.
·
Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroie’s disease.
·
Hematologi: agraniulositosis trombositopenia,
trombositopenia purpura.
·
Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy.
·
Mata: Konjugasi hyperemis, penurunan
produki air mata,penurunan penglihatan.
·
Pernapasan: mengik, faringitis,
bronkospamus,udem pulmonari, laringospasmus.
3.
Antagonis
Ca
a) Diltiazem
Kontraindikasi
: wanita
hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki, gangguan saluran
cerna.
b) Nifedipin
Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis berat, wanita hamil dan
menyusui.
Efek samping : sakit kepala, takikardia, hipotensi, edema kaki
c) Verapamil
Kontraindikasi : gangguan ventrikel berat, syok kardiogenik, fibrilasi, blok jantung
tingkat II dan III, hipersensivitas.
Efek samping : konstipasi, mual, hipotensi, sakit kepala, edema, lesu,
dipsnea, bradikardia, kulit kemerahan.
2.10.2GOLONGAN ANTI
AGREGASI TROMBOSIT
1.
Aspirin
Kontra indikasi:
· Pasien
yang sensitif dengan aspirin
· Asma
· Tukak
lambung
· Perdarahan
subkutan
· Hemofilia
· Suatu
penyakit gangguan mekanisme pembekuan darah.
· Trombositopenia
· Suatu
penyakit kekurangan trombosit dalam darah, yang merupakan bagian dari pembekuan
darah.
· Pasien
dengan terapi antikoagulan
Efek
samping:
1. Sistem
pencernaan:
Mual, muntah, anoreksia, nyeri
epigastrium, diare, luka erosif dan ulseratif.
2. Sistem
saraf pusat:
Penggunaan jangka panjang mungkin
dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan reversibel,
tinnitus, meningitis aseptik.
3. Sistem
Hemopoietik:
Trombositopenia dan anemia, namun
jarang terjadi.
4. Sistem
pembekuan darah:
Perpanjangan waktu perdarahan.
5. Sistem
urin:
Dalam penggunaan jangka panjang
dapat menyebabkan disfungsi ginjal, gagal ginjal akut, sindrom nefrotik, namun
jarang terjadi.
6. Reaksi
alergi:
Ruam kulit, edema, bronkospasme,
"aspirin triad" (kombinasi dari asma bronkial, poliposis hidung
kambuhan, sinus paranasal, intoleransi asam asetilsalisilat, dan obat-obatan
seri pirazolonic).
7. Efek
samping lain:
Dalam
beberapa kasus dapat menyebabkan sindrom Reye dan pada penggunaan jangka
panjang dapat meningkatkan gejala gagal jantung kronis.
2.
Tiklopidin
Kontra
indikasi:
Hipersensitivitas
terhadap Tiklopidin, kelainan darah (misalnya netropeni, trombositopeni),
gangguan pembekuan darah, perdarahan patologis aktif (misalnya perdarahan
lambung, perdarahan intrakranial), gangguan fungsi hati berat.
Efek
samping:
·
Paling sering : diare, mual, dispepsia,
rash, nyeri gastrointestinal, netropeni, purpura, pruritus, dizziness,
anoreksia, gangguan fungsi hati.
·
Kadang-kadang ecchymosis, epistaksis,
hematuria, perdarahan konjunktiva, perdarahan gastrointestinal, perdarahan
perioperatif, perdarahan intraserebral, urtikaria, sakit kepala, asthenia,
nyeri, tinnitus.
3.
Inhibitor
glikoprotein
Kontraindikasi:
· Umum:
lemah, demam, hernia.
· Gangguan
pembekuan darah: perdarahan gastrointestinal, perdarahanintrakranial, hematoma,
penurunan jumlah platelet, hematuria, hemoptisis,hemartrosis, perdarahan
retropenial, perdarahan luka operasi, perdarahanokular, perdarahan paru, alergi
purpura.
· Gangguan
sel darah: anemia, netropenia berat, trombositopenia.
· Gangguan
saluran cerna: mual, nyeri abdomen, dispepsia, gastritis, konstipasi, diare,
ulkus peptikum, ulkus gaster dan duodenum, muntah, perdarahan gastritis.
· Gangguan
kulit dan kelenjar: eksema, ulcer pada kulit, erupsi bullous, kemerahan pada
eritematous, kemerahan pada makulopapular, urtikaria, kemerahan pada pruritus.
· Gangguan
sistem saraf otonom: sinkop, palpitasi.
· Gangguan
kardiovaskuler: gagal jantung, edema umum.
· Gangguan
sistem saraf sentral dan perifer: kram tungkai, hipestesia, neuralgia,
parestesia, vertigo, nyeri kepala, pusing, gangguan indra perasa.
· Gangguan
fungsi hati dan empedu: peningkatan kadar enzim hati, bilirubinemia, infeksi
hepatitis, perlemakan hati.
· Gangguan
muskuloskeletal: artritis, artrosis, athralgia.
· Gangguan
nutrisi dan metabolik: gout, hiperuremia, peningkatan kadar non-protein
nitrogen (NPN).
· Gangguan
psikiatri: ansietas, insomnia, bingung, halusinasi.
· Trombotic
thrombocytopenia purpura (TTP).
· Gangguan
denyut dan ritme jantung: fibrilasi atrium.
· Gangguan
sistem pernafasan: pneumonia, sinusitis, hemothorax, bronkospasme.
· Gangguan
vaskular: vaskulitis, hipotensi.
· Gangguan
sistem urin: sistitis, glomerulonefritis.
· Gangguan
penglihatan: katarak, konjungtivitis.
· Gangguan
reproduksi: menorraghia.
· Gangguan
sel darah putih dan sel retikuloendotelial: eosinofilia, granulositosis,
granulositopenia, leukemia, leukopenia, penurunan neutrofil.
Efek samping:
· Pasien
yang mengalami perdarahan patologis seperti ulkus peptikum atau perdarahan
intrakranial.
· Ibu
menyusui (lihat Peringatan : Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui).
· Gangguan
hati berat.
2.10.3 GOLONGAN ANTI TROMBIN
1. Unfractioned
heparin
Kontra
indikasi:
Hipersensitifitas
terhadap heparin atau komponen lain pada sediaan, penderita hemophilia,
trombositopenia, penyakit hati berat, dan penderita tuberculosis aktif.
Efek
samping:
Sakit pada dada,
sakit kepala, kedinginan, eksema, nekrosis kutan, peningkatan enzim SGPT dan
SGOT, terjadinya ulserasi, dieresis yang dimulai 36-48 jam setelah terapi
dimulai dan berlangsung selama 36-48 jam setelah terapi dihentikan, reaksi
vasospatik yang menyebabkan jenaikan tekanan darah, nyeri dada dan parestesia,
pendarahan, dan juga trombositopenia (jumlah trombosit yang terlalu rendah)
2.
Low molecular weight heparin
Efek samping:
1.
Pendarahan ringan dan berat.
2.
Reaksi
anafilaktik dan Reaksi lain seperti vasokontriksi paru, gangguan fungsi
ventrikel kiri, hipotensi sistemik dan netroporia sementara
3.
Reaksi hipersensitivitas antara lain berupa menggigil,
demam, utikarie, atau syok anafilaksis. Pada penggunaan jangaka panajang dapat
terjadi mialgia nyeri tulang dan osteoportosis.
Kontra indikasi:
1. Thrombosis permukaan tromboflebitis, hematoma
permukaan.
2. Peningkatan kecenderugan perdarahan, lesi pembuluh
darah, hipertensi berat,tukak lambung-usus, mimpi atau OP pada SSP, fungsi
lumbal, nephrolithiasis,alkoholisme kronis, injeksi IM, endokarditis bakterial,
abortus immines,trombositopenia
3. Direct
trombin inhibitor
Kontra indikasi:
Perdarahan,
kelainan koagulasi, penyakit tromboelitik.
Efek samping:
Mual,
muntah, pusing, perdarahan, hipotensi, dapat menyebabkan hemorrhage, gangguan
ginjal yang berat.
2.11
Informasi
Terbaru Obat Angina Pektoris
Kabar terakhir menunjukkan adanya obat baru untuk
angina pectoris yaitu trimetazidine. Trimetazidin adalah garam 1-(2,3,4 trimethoxynenzyl) piperazin dihidroklorida
yang memiliki efek anti iskemik tanpa menginduksi perubahan hemodinamik yang
signifikan. Trimetazidine adalah obat
untuk angina pektoris, kadang-kadang disebut dengan nama merek Vastarel MR.
Tiap tablet mengandung 35 mg trimetazidine. Trimetazidine adalah agen
anti-iskemik (anti-angina pektoris) metabolik, yang meningkatkan penggunaan
glukosa miokard melalui penghambatan metabolisme asam lemak (Josh, 2011).
Trimetazidine bekerja dengan menurunkan produksi
laktat, mengurangi produksi kalsium, serta meningkatkan produksi ATP dengan
konsumsi oksigen yang lebih sedikit.Dengan menjaga metabolisme energi dalam sel
yang terkena hipoksia atau iskemia, trimetazidine mencegah penurunan kadar
adenosin trifosfat dalam intrasel, dengan demikian memastikan berfungsinya
pompa ion natrium dan aliran transmembran natrium-kalium, sambil menjaga
homeostasis sel.Trimetazidine juga menghambat oksidasi asam lemak dalam
pembuluh darah.Trimetazidine menghambat beta-oksidasi asam lemak dengan memblok
rantai panjang 3-ketoacyl-CoA thiolase, yang meningkatkan oksidasi glukosa.
Dalam sebuah sel iskemik, energi yang diperoleh selama oksidasi glukosa
membutuhkan konsumsi oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan oksigen yang
dibutuhkan pada proses oksidasi-beta. Potensiasi oksidasi glukosa
mengoptimalkan proses energi sel, sehingga menjaga metabolisme energi yang
tepat selama iskemia. Dengan menjaga atau mempertahankan metabolisme energi
dalam sel terkena hipoksia atau iskemia, trimetazidine mencegah penurunan kadar
ATP intraseluler, sehingga memastikan berfungsinya pompa ionik dan transmembran
arus natrium-kalium sekaligus mempertahankan homeostasis seluler (Josh, 2011).
Pengobatan dengan trimetazidin
(1-[2,3,4-trimetoksibenzil] piperazin), digunakan secara luas untuk pengobatan
angina pada pasien-pasien kardiak, meningkatkan viabilitas sel dalam responnya
terhadap pemaparan dengan H2O2. Trimetazidine diindikasikan untuk penyakit jantung iskemik (angina pektoris, infark sequale)
dan tidak dapat digunakan untuk pasien yang hipersensitivitas terhadap zat aktif atau salah satu eksipien yang
digunakan, penyakit
Parkinson, gejala parkinsonian, tremor, sindrom kaki gelisah, dan gangguan
gerak lainnya yang terkait, gangguan ginjal berat (bersihan kreatinin
<30ml/min) (Josh, 2011).
Trimetazidine juga dikenal untuk efek
kardioprotektif nya sebagaimana ditegaskan dalam iskemia-reperfusi manusia.
Obat bekerja pada pasien yang menjalani operasi bypass dengan penangkapan
kardioplegik dan revaskularisasi arteri koroner perkutan. Studi menunjukkan
bahwa modifikasi-release (MR) berupa obat ini, jika diambil dua kali sehari,
adalah bioekuivalen untuk formulasi sebelumnya yang diambil tiga kali sehari (Hidayati,
2011).
Sementara itu, studi terkontrol dilakukan pada
pasien angina menunjukkan bahwa trimetazidine meningkatkan cadangan aliran
koroner, sehingga mengendalikan perubahan yang cepat dalam tekanan darah,
secara signifikan mengurangi frekuensi serangan angina yang mengarah ke
pengurangan penggunaan nitrat (Hidayati, 2011).
Untuk pasien diabetes dengan penyakit jantung
koroner, trimetazidine membantu meningkatkan fungsi ventrikel kiri.
Trimetazidine juga menunjukkan efektivitas dalam mengobati pasien dengan gagal
jantung (Hidayati, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Hidyati. 2011. Pendekatan Metabolik pada Penyakit Jantung Iskemik. Available online at http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2011/edisi-no-10-vol-xxxvii-2011/373-kegiatan/751-pendekatan-metabolik-pada-penyakit-jantung-iskemik [diakses pada tanggal 30 April 2013]
Anonim. 2012. Obat Digunakan Untuk
Pengobatan Angina Pectoris. Tersedia onlinedi http://id.prmob.net/kejang-jantung/penyakit-jantung/penyakit-jantung-iskemik-1061722.html[
diakses tanggal 30 April 2013 ]
How to Play Pai Gow Poker at a Casino Near Me matchpoint matchpoint 1xbet 1xbet 9912TAB Bet : TABBET: A TABBET - TonyBet
ReplyDelete