.VESIKA FELLEA (KANTUNG EMPEDU)
- Struktur makroskopis ( lokasi, bentuk, ukuran, saluran yang menghubungkan ) dan mikroskopis (struktur yang khas dan lapisan ).
- Pembentukan empedu ( komposisi, tahapan pembentukan, penyimpanan, lapisan ).
- Faktor yang mempengaruhi sekresi empedu.
- Hubungan fungsi dan cara kerja empedu.
1.
Mikroskopis
Vesika velea
Mikroskopis
Kandung
empedu adalah organ kecil berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan
inferior hati. Panjangnya sekitar 10 cm, dan ukuran pada potongan melintang
sekitar 4 cm. Kandung empedu dapat menampung sekitar 70 mL empedu. Organ ini
mirip kantong dengan satu bukaan. Bagian terbesar organ ini membentuk badan,
dan bukaan yang berlanjut menjadi duktus sistikus, disebut leher. Leher
mempunyai tonjolan yang disebut kantong Hartmann, tempat batu empedu biasanya
tersangkut. Kandung empedu menyimpan dan memekatkan empedu dan mengeluar-kannya
ke dalam duodenum saat diperlukan.
Struktur
Kandung Empedu
Dinding
kandung empedu terdiri atas empat lapisan: epitel, lamina propria, otot polos,
dan serosa/adventisia. Mukosa kandung empedu kosong sangat berlipat-lipat
membentuk rigi paralel tinggi. Saat kandung empedu teregang penuh oleh empedu,
lipatan berkurang menjadi beberapa lipatan pendek, dan mukosa menjadi relatif
licin. Lumen kandung empedu dilapisi oleh epitel selapis kolumnar, yang
tersusun oleh dua macam sel, yaitu: sel jernih yang lebih umum, dan sel sikat
yang lebih jarang. Inti kedua macam sel tersebut bentuknya oval dan terletak di
basal, dan sitoplasma supranuklirnya terkadang menampilkan granula sekretoris
berisi musinogen. Pada mikrograf elektron, permukaan luminalnya menampilkan
mikrovili pendek yang dilapisi oleh selapis tipis glikokaliks. Bagian basal
sitoplasmanya sangat kaya mitokondria, yang menyediakan banyak enerji untuk
pompa Na+, K+-ATPase yang terdapat di membran sel basolateral1.
Gambar 1. Tampak Preparat
Vesika Velea
Mikrograf
cahaya kandung empedu kosong (132x). Amati mukosa kandung empedu yang sangat
berlipat yang menandakan bahwa kandung empedu dalam keadaan kosong. Perhatikan
bahwa lumen kandung empedu dilapisi oleh epitel selapis kolumnar.
Lamina
proprianya tersusun oleh jaringan ikat longgar berpembuluh darah yang kaya
serat elastin dan kolagen. Pada leher kandung empedu, lamina propria-nya
mengandung kelenjar simple tubuloalveolar, yang menghasilkan sejumlah kecil
mukus untuk melumasi lumen bagian yang menyempit ini. Lapisan otot polos pada
kandung empedu tipis dan terutama tersusun oblik (serong), sedangkan sebagian
kecil tersusun longitudinal. Walaupun jaringan ikat adventisia melekat pada
kapsula Glisson pada hati, jaringan ikat tersebut dapat dilepaskan dari kapsula
Glisson dengan relatif mudah. Permukaan kandung empedu yang tidak melekat pada
hati dilapisi oleh peritoneum atau serosa, yang memberikan tampilan licin,
karena dilapisi epitel gepeng selapis.
Saluran
(Duktus) Ekstrahepatik
Duktus
hepatikus kanan dan kiri bersatu dan membentuk duktus hepatikus komunis, yang
bergabung dengan duktus sistikus yang keluar dari kandung empedu. Penggabungan
kedua duktus tadi akan melanjutkan diri sebagai duktus koledokus ( common bile duct ), yang panjangnya 7
to 8 cm, dan kemudian menyatu dengan duktus pankreatikus untuk membentuk
ampulla Vater. Ampula membuka ke dalam lumen duodenum pada papila duodenal.
Pembukaan duktus koledokus dan duktus pankreatikus dikontrol oleh suatu
kofpleks yang terdiri atas empat otot, yaitu: sfingter koledokus, sfingter
pankreatikus, sfingter ampula, dan fasikulus longitudinalis, yang secara
bersama- sama disebut sfingter Oddi.
Histofisiologi
Kandung Empedu
Kandung
empedu menyimpan, memekatkan, dan mengeluarkan empedu. Pengeluaran empedu
dicetuskan oleh kolesistokinin dan stimulasi vagal. Fungsi primer kandung
empedu adalah menyimpan, memekatkan, dan mengeluarkan empedu. Empedu terus-
menerus dibuat oleh hati dan harus menuju ke kandung empedu. Hal ini menuntut
otot sfingter koledokus, pankreatikus dan ampula agar selalu berada dalam
posisi menutup sehingga empedu tertahan dan berbalik kembali ke pangkal duktus
koledokus untuk menuju duktus sistikus dan kemudian masuk ke kandung empedu.
Makroskopis Vesika Velea
Kandung empedu
(Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau
gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu
yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu.
Kandung
empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah advokat dengan panjang sekitar 4-6 cm
dan berisi 30-60 ml empedu. Bagian fundus umumnya menonjol sedikit ke luar tepi
hati, di bawah lengkung iga kanan, di tepi lateral m. rektus abdominis.
Sebagian besar korpus menempel dan tertanam di dalam jaringan hati. Kandung
empedu tertutup seluruhnya oleh peritoneum viseral, tetapi infudibulum kandung
empedu tidak terfiksasi ke permukaan hati oleh lapisan peritoneum. Apabila
kandung empedu mengalami distensi akibat bendungan oleh batu, bagian
infudibulum menonjol seperti kantong Hartmann.
Gambar 2. Vesika Velea
Duktus
sistikus panjangnya 1-2 cm dengan diameter 2-3 mm. Dinding lumennya mengandung
katup berbentuk spiral Heister, yang memudahkan cairan empedu mengalir masuk ke
dalam kandung empedu, tetapi menahan aliran keluarnya.
Saluran
empedu ekstrahepatik terletak di dalam ligamentum hepatoduodenale yang batas
atasnya porta hepatis, sedangkan batas bawahnya distal papilla Vater. Bagian
hulu saluran empedu intrahepatik berpangkal dari saluran paling kecil yang
disebut kanalikulus empedu yang meneruskan curahan sekresi empedu melalui
duktus interlobaris ke duktus lobaris, dan selanjutnya ke duktus hepatikus di
hilus.
Panjang
duktus hepatikus kanan dan kiri masing-masing antara 1-4 cm. Panjang duktus
hepatikus komunis sangat bervariasi, bergantung pada letak muara duktus
sistikus. Duktus koledokus berjalan di belakang duodenum menembus jaringan
pancreas dan dinding duodenum membentuk papilla Vater yang terletak di sebelah
medial dinding duodenum. Ujung distalnya dikelilingi oleh otot sfingter Oddi,
yang mengatur aliran empedu ke dalam duodenum. Duktus pankreatikus umumnya
bermuara di tempat yang sama dengan duktus koledokus di dalam papilla Vater,
tetapi dapat juga terpisah.
Sering
ditemukan variasi anatomi kandung empedu, saluran empedu, dan pembuluh arteri
yang mendarahi kandung empedu dan hati. Variasi yang kadang ditemukan dalam
bentuk luas ini, perlu diperhatikan para ahli bedah untuk menghindari
komplikasi pembedahan, seperti perdarahan atau cedera pada duktus hepatikus atau
duktus koledokus.
Salah
satu fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu, normalnya antara 600-1200
ml/hari. Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu5. Diluar waktu
makan, empedu disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan di sini mengalami
pemekatan sekitar 50 %. Fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan
empedu dengan absorpsi air dan natrium. Kandung empedu mampu memekatkan zat
terlarut yang kedap, yang terkandung dalam empedu hepatik 5-10 kali dan
mengurangi volumenya 80-90%.
2.Pembentukan
Empedu
Pembentukan
Empedu disintesis dari kolestrol oleh hepatosit :
o
Reaksi
7 alfa hidroksilasi kolestrol yang
dikatalisis oleh sistem mikrosom P-450,
o
Reaksi
7 alfa hidroksilasi kolestrol memerlukan oksigen dan NADPH
o
Reaksi
ini membentuk asam empedu primer yaitu asam kolat dan asam kenodeoksilat.
o
Konjugasi
asam empedu aktif dengan glisin dan taurine menghasilkan teurikolat, glikolat.
o
Asam
empedu setelah digunakan akan di ekskresikan sebanyak 15-35% melalui feses dan diganti dengan pembentukan asam empedu
baru dihati.
Tahapan pembentukan Empedu
Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin dari
eritrosit yang telah tua. Hemoglobin ini akan
di uraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin. Zat besi dan globin akan di
simpan di dalam hati kemudian di kirim ke sum-sum tulang merah. Zat-zat
tersebut digunakan dalam pembentukan antibodi atau hemoglobin baru. Sementara itu, Hemin
akan di rombak menjadi bilirubin dan biliverdin. Bilirubin dan biliverdin ini
merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijau-biru. Zat warna
tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin. Urobilin
kemudian di eksresikan dari dalam tubuh dan memberi warna kekuningan pada feses
dan urine.
Empedu
sebagian besar adalah hasil dari excretory dan
sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam
kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan
glisin atau taurin suatu derifat/turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai
pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar lemak menjadi suspensi dari
lemak dengan diameter ± 1mm dan absorpsi dari lemak, tergantung dari sistem
pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan
membentuk Micelles, kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih
mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrotrofik). Ukuran lemak yang
sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzim
lipase dari pankreas yang penting dalam pencernaan lemak dapat
berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya garam-garam
empedu dan lesitin.
Sekresi
empedu
Empedu
disekresi oleh hepatosit melewati membran kanalikular ke dalam celah
kanalikular. Proses sekresi terjadi secara aktif dan pasif, dimana fase aktif
yang akan menghasilkan aliran empedu. Produk dari sekresi aktif dikenal sebagai
primary solutes dan dibentuk oleh asam empedu terkonjugasi, bilirubin
terkonjugasi, glutathione, hormon steroid konjugat. Zat yang dapat difiltrasi
dihasilkan dari sekresi pasif yang diinduksi oleh tekanan osmotik dan dikenal
sebagai secondary solutes. Zat
tersebut berisi terutama plasma, glukosa, elektrolit , asam organik dengan berat molekul rendah dan
kalsium.Rerata jumlah aliran basal cairan empedu pada manusia adalah 620mL/d. Cairan empedu terus diproduksi oleh sel hepar secara kontinu, tetapi umumnya
akan disimpan dalam kantung empedu hingga akhirnya dibutuhkan oleh duodenum.
Volume maksimum yang dapat ditampung oleh kantung empedu 12 adalah 30-60 mL,
namun sejumlah sekresi empedu selama 12 jam (umumnya berjumlah 450 mL) dapat
ditampung dalam kantung empedu karena air, natrium, klorida dan sejumlah
elektrolit kecil secara kontinu diserap oleh mukosa kantung empedu, dan
memekatkan sisa cairan empedu yang mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin
dan bilirubin.
Pengosongan
Kandung Empedu
Ketika makanan mulaii dicerna di traktus
gastrointestinal bagian atas, kandung empedu mulai mengosongkan isinya,
terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum sekitar 30 menit setelah makan.
Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah kontraksi ritmis dinding kandung
empedu, tetapi pengosongan yang efektif juga membutuhkan relaksasi sfingter
Oddi secara bersamaan, yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis ke
dalam duodenum.
Sejauh ini rangsan yang paling poten menyebabkan
kontraksi kandung empedu adalah hormon CCK (Cholecystokinin)
yang dihasilkan oleh sel DNES atau sel enteroendokrin di usus halus dan juga dirangsang oleh serat – serat
saraf yang menyekresi asetilkolin dari saraf vagus.
Kandung empedu
mengosongkan simpanan empedu pekatnya ke dalam duodenum terutama sebagai
respons terhadap perangsangan CCK yang terutama dicetuskan oleh makanan
berlemak. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung empedu
berlangsung buruk, tetapi bila terdapat lemak dalam jumlah yang berarti dalam
makanan, normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar
satu jam.
Komposisi
Empedu
Empedu Hati
|
Empedu Kandung Empedu
|
|
Air
|
97,5 g/dl
|
92 g/dl
|
Garam empedu
|
1,1 g/dl
|
6 g/dl
|
Bilirubin
|
0,04 g/dl
|
0,3 g/dl
|
Kolestrol
|
0,1 g/dl
|
0,3-0,9 g/dl
|
Asam lemak
|
0,12 g/dl
|
0,3-1,2 g/dl
|
Lesitin
|
0,04 g/dl
|
0,3 g/dl
|
Na+
|
145 mEq/L
|
130 mEq/L
|
K+
|
5 mEq/L
|
12 mEq/L
|
Ca++
|
5 mEq/L
|
23 mEq/L
|
Cl-
|
100 mEq/L
|
25 mEq/L
|
HCO3-
|
28 mEq/L
|
10 mEq /L
|
Tabel 1. Komposisi Empedu
3.
Faktor yang mempengaruhi sekresi empedu
-
Mekanisme kimiawi (garam
empedu).
Setiap bahan yang meningkatkan
sekresi empedu disebut koleretik.
Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di antara waktu makan,
empedu disimpan di kandung empedu, tetapi sewaktu makan empedu disalurkan ke
dalam duodenum oleh kontraksi kandung empedu. Setelah ikut serta dalam
pencernaan dan penyerapan lemak, garam empedu direahsorpsi dan dikembalikan
oleh sirkulasi enterohepatik ke hati, tempat zat-zat ini bekerja sebagai koleretik poten untuk
merangsangsekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, sewaktu makan, ketika garam
empedu dibutuhkan dan sedang digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat.
-
Mekanisme hormon (sekretin).
Selain meningkatkan sekresi NaHCO3
cair oleh pankreas, sekretin juga merangsang peningkatan sekresi empedu alkalis
cair oleh duktus hepatikus tanpa disertai oleh peningkatan setara garam-garam
empedu. Sekresi empedu oleh hati dapat ditingkatkan oleh mekanisme kimiawi, hormon, dan saraf. Selama
pencernaan makanan, ketika kimus mencapai usus halus, keberadaan makanan,
khususnya lemak, dalam lumen duodenum memicu pelepasan CCK. Hormon ini
menstimulasi kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi, sehingga
kandung empedu dikosongkan ke duadenum, tempat zat ini membantu penyerapan dan
pencernaan lemak yang memicu pelepasan CCK.
-
Mekanisme saraf (saraf
vagus).
Stimulasi vagus ke hati berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase sefalik
pencernaan, mendorong peningkatan aliran empedu hati bahkan sebelwn makanan
mencapai lambung atau usus.
4.
Hubungan fungsi dan cara kerja empedu
·
empedu memainkan peran penting dalam
pencernaan dan absorpsi lemak, bukan karena enzim dalam empedu yang menyebabkan
pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu melakukan dua hal: (1)
Mereka membantu mengemulsi partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan
menjadi banyak partikel kecil, permukaan partikel tersebut dapat diserang oleh
enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas, dan (2) mereka membantu
absorpsi produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membran mukosa
intestinal.
·
Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk
mengekskresi beberapa produk buangan yang penting dari darah. Hal ini terutama
meliputi bilirubin, suatu produk akhir penghancuran hemoglobin, dan kelebihan
kolesterol.
Proses
emulsifikasi ketika lemak dicerna untuk membentuk monogliserida dan asam lemak
bebas, kedua produk akhir pencernaan ini pertama-tama garam empedu akan bertemu
dengan kimus yang mengandung lemak kemudian lemak itu akan di hancurkan menjadi
pertikel-partikel kecil agar mudah di serap oleh mikrovili . paertikel-partikel
kecil ini di sebut dengan misel . Oleh karena dimensi molekulernya, misel hanya
berdiameter 3 sampai 6 nanometer, dan juga karena muatan luarnya yang sangat
tinggi, zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida
dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border sel usus
dan kemudian menembus ke dalam ceruk di antara mikrovili yang bergerak dengan
kuat. Di sini, keduanya baik monogliserida dan asam lemak segera berdifusi
keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel yang dapat terjadi karena
lipid juga larut dalam membran sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu
tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali
untuk membantu mengabsorbsi lebih banyak monogliserida dan asam lemak lagi.
No comments:
Post a Comment