VESIKA FELLEA (KANTUNG EMPEDU) - Mediaku

Mediaku

saya membuat blog ini berisi Anime, nonton bioskop, pelajaran Kesehatan, makalah, dan file pelajaran kesehatan. artikel blog ini bisa di download. semoga bermanfaat terimakasih telah berkunjung

Random Posts

Terbaru

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday, September 12, 2018

VESIKA FELLEA (KANTUNG EMPEDU)


.VESIKA FELLEA (KANTUNG EMPEDU)
  1. Struktur makroskopis ( lokasi, bentuk, ukuran, saluran yang menghubungkan ) dan mikroskopis (struktur yang khas dan lapisan ).
  2.  Pembentukan empedu ( komposisi, tahapan pembentukan, penyimpanan, lapisan ).
  3. Faktor yang mempengaruhi sekresi empedu.
  4.  Hubungan fungsi dan cara kerja empedu.



1.      Mikroskopis Vesika velea

Mikroskopis
Kandung empedu adalah organ kecil berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan inferior hati. Panjangnya sekitar 10 cm, dan ukuran pada potongan melintang sekitar 4 cm. Kandung empedu dapat menampung sekitar 70 mL empedu. Organ ini mirip kantong dengan satu bukaan. Bagian terbesar organ ini membentuk badan, dan bukaan yang berlanjut menjadi duktus sistikus, disebut leher. Leher mempunyai tonjolan yang disebut kantong Hartmann, tempat batu empedu biasanya tersangkut. Kandung empedu menyimpan dan memekatkan empedu dan mengeluar-kannya ke dalam duodenum saat diperlukan.
Struktur Kandung Empedu
Dinding kandung empedu terdiri atas empat lapisan: epitel, lamina propria, otot polos, dan serosa/adventisia. Mukosa kandung empedu kosong sangat berlipat-lipat membentuk rigi paralel tinggi. Saat kandung empedu teregang penuh oleh empedu, lipatan berkurang menjadi beberapa lipatan pendek, dan mukosa menjadi relatif licin. Lumen kandung empedu dilapisi oleh epitel selapis kolumnar, yang tersusun oleh dua macam sel, yaitu: sel jernih yang lebih umum, dan sel sikat yang lebih jarang. Inti kedua macam sel tersebut bentuknya oval dan terletak di basal, dan sitoplasma supranuklirnya terkadang menampilkan granula sekretoris berisi musinogen. Pada mikrograf elektron, permukaan luminalnya menampilkan mikrovili pendek yang dilapisi oleh selapis tipis glikokaliks. Bagian basal sitoplasmanya sangat kaya mitokondria, yang menyediakan banyak enerji untuk pompa Na+, K+-ATPase yang terdapat di membran sel basolateral1.

 vesika felea / kantung empedu

Gambar 1. Tampak Preparat Vesika Velea
Mikrograf cahaya kandung empedu kosong (132x). Amati mukosa kandung empedu yang sangat berlipat yang menandakan bahwa kandung empedu dalam keadaan kosong. Perhatikan bahwa lumen kandung empedu dilapisi oleh epitel selapis kolumnar.
Lamina proprianya tersusun oleh jaringan ikat longgar berpembuluh darah yang kaya serat elastin dan kolagen. Pada leher kandung empedu, lamina propria-nya mengandung kelenjar simple tubuloalveolar, yang menghasilkan sejumlah kecil mukus untuk melumasi lumen bagian yang menyempit ini. Lapisan otot polos pada kandung empedu tipis dan terutama tersusun oblik (serong), sedangkan sebagian kecil tersusun longitudinal. Walaupun jaringan ikat adventisia melekat pada kapsula Glisson pada hati, jaringan ikat tersebut dapat dilepaskan dari kapsula Glisson dengan relatif mudah. Permukaan kandung empedu yang tidak melekat pada hati dilapisi oleh peritoneum atau serosa, yang memberikan tampilan licin, karena dilapisi epitel gepeng selapis.


Saluran (Duktus) Ekstrahepatik
Duktus hepatikus kanan dan kiri bersatu dan membentuk duktus hepatikus komunis, yang bergabung dengan duktus sistikus yang keluar dari kandung empedu. Penggabungan kedua duktus tadi akan melanjutkan diri sebagai duktus koledokus ( common bile duct ), yang panjangnya 7 to 8 cm, dan kemudian menyatu dengan duktus pankreatikus untuk membentuk ampulla Vater. Ampula membuka ke dalam lumen duodenum pada papila duodenal. Pembukaan duktus koledokus dan duktus pankreatikus dikontrol oleh suatu kofpleks yang terdiri atas empat otot, yaitu: sfingter koledokus, sfingter pankreatikus, sfingter ampula, dan fasikulus longitudinalis, yang secara bersama- sama disebut sfingter Oddi.

Histofisiologi Kandung Empedu
Kandung empedu menyimpan, memekatkan, dan mengeluarkan empedu. Pengeluaran empedu dicetuskan oleh kolesistokinin dan stimulasi vagal. Fungsi primer kandung empedu adalah menyimpan, memekatkan, dan mengeluarkan empedu. Empedu terus- menerus dibuat oleh hati dan harus menuju ke kandung empedu. Hal ini menuntut otot sfingter koledokus, pankreatikus dan ampula agar selalu berada dalam posisi menutup sehingga empedu tertahan dan berbalik kembali ke pangkal duktus koledokus untuk menuju duktus sistikus dan kemudian masuk ke kandung empedu.

Makroskopis Vesika Velea
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Kandung empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah advokat dengan panjang sekitar 4-6 cm dan berisi 30-60 ml empedu. Bagian fundus umumnya menonjol sedikit ke luar tepi hati, di bawah lengkung iga kanan, di tepi lateral m. rektus abdominis. Sebagian besar korpus menempel dan tertanam di dalam jaringan hati. Kandung empedu tertutup seluruhnya oleh peritoneum viseral, tetapi infudibulum kandung empedu tidak terfiksasi ke permukaan hati oleh lapisan peritoneum. Apabila kandung empedu mengalami distensi akibat bendungan oleh batu, bagian infudibulum menonjol seperti kantong Hartmann.



 vesika felea / kantung empedu

Gambar 2. Vesika Velea
Duktus sistikus panjangnya 1-2 cm dengan diameter 2-3 mm. Dinding lumennya mengandung katup berbentuk spiral Heister, yang memudahkan cairan empedu mengalir masuk ke dalam kandung empedu, tetapi menahan aliran keluarnya.
Saluran empedu ekstrahepatik terletak di dalam ligamentum hepatoduodenale yang batas atasnya porta hepatis, sedangkan batas bawahnya distal papilla Vater. Bagian hulu saluran empedu intrahepatik berpangkal dari saluran paling kecil yang disebut kanalikulus empedu yang meneruskan curahan sekresi empedu melalui duktus interlobaris ke duktus lobaris, dan selanjutnya ke duktus hepatikus di hilus.
Panjang duktus hepatikus kanan dan kiri masing-masing antara 1-4 cm. Panjang duktus hepatikus komunis sangat bervariasi, bergantung pada letak muara duktus sistikus. Duktus koledokus berjalan di belakang duodenum menembus jaringan pancreas dan dinding duodenum membentuk papilla Vater yang terletak di sebelah medial dinding duodenum. Ujung distalnya dikelilingi oleh otot sfingter Oddi, yang mengatur aliran empedu ke dalam duodenum. Duktus pankreatikus umumnya bermuara di tempat yang sama dengan duktus koledokus di dalam papilla Vater, tetapi dapat juga terpisah.
Sering ditemukan variasi anatomi kandung empedu, saluran empedu, dan pembuluh arteri yang mendarahi kandung empedu dan hati. Variasi yang kadang ditemukan dalam bentuk luas ini, perlu diperhatikan para ahli bedah untuk menghindari komplikasi pembedahan, seperti perdarahan atau cedera pada duktus hepatikus atau duktus koledokus.
Salah satu fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu, normalnya antara 600-1200 ml/hari. Kandung empedu mampu menyimpan sekitar 45 ml empedu5. Diluar waktu makan, empedu disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan di sini mengalami pemekatan sekitar 50 %. Fungsi primer dari kandung empedu adalah memekatkan empedu dengan absorpsi air dan natrium. Kandung empedu mampu memekatkan zat terlarut yang kedap, yang terkandung dalam empedu hepatik 5-10 kali dan mengurangi volumenya 80-90%.


2.Pembentukan Empedu

Pembentukan Empedu disintesis dari kolestrol oleh hepatosit :
o   Reaksi 7 alfa hidroksilasi  kolestrol yang dikatalisis oleh sistem mikrosom P-450,
o   Reaksi 7 alfa hidroksilasi kolestrol memerlukan oksigen dan NADPH
o   Reaksi ini membentuk asam empedu primer yaitu asam kolat dan asam kenodeoksilat.
o   Konjugasi asam empedu aktif dengan glisin dan taurine menghasilkan teurikolat, glikolat.
o   Asam empedu setelah digunakan akan di ekskresikan sebanyak 15-35% melalui feses  dan diganti dengan pembentukan asam empedu baru dihati.


Tahapan pembentukan Empedu

Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin dari eritrosit yang telah tua. Hemoglobin ini akan di uraikan menjadi hemin, zat besi, dan globin. Zat besi dan globin akan di simpan di dalam hati kemudian di kirim ke sum-sum tulang merah. Zat-zat tersebut digunakan dalam pembentukan antibodi atau hemoglobin baru. Sementara itu, Hemin akan di rombak menjadi bilirubin dan biliverdin. Bilirubin dan biliverdin ini merupakan zat warna bagi empedu dan mengandung warna hijau-biru. Zat warna tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi urobilin. Urobilin kemudian di eksresikan dari dalam tubuh dan memberi warna kekuningan pada feses dan urine.


Empedu

sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi dengan glisin atau taurin suatu derifat/turunan dari sistin, mempunyai peranan sebagai pengemulsi, penghancuran dari molekul-molekul besar lemak menjadi suspensi dari lemak dengan diameter ± 1mm dan absorpsi dari lemak, tergantung dari sistem pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung dengan lemak dan membentuk Micelles, kompleks yang larut dalam air sehingga lemak dapat lebih mudah terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrotrofik). Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting dalam pencernaan lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya garam-garam empedu dan lesitin.


Sekresi empedu

Empedu disekresi oleh hepatosit melewati membran kanalikular ke dalam celah kanalikular. Proses sekresi terjadi secara aktif dan pasif, dimana fase aktif yang akan menghasilkan aliran empedu. Produk dari sekresi aktif dikenal sebagai primary solutes dan dibentuk oleh asam empedu terkonjugasi, bilirubin terkonjugasi, glutathione, hormon steroid konjugat. Zat yang dapat difiltrasi dihasilkan dari sekresi pasif yang diinduksi oleh tekanan osmotik dan dikenal sebagai secondary solutes. Zat tersebut berisi terutama plasma, glukosa, elektrolit , asam organik dengan berat molekul rendah dan kalsium.Rerata jumlah aliran basal cairan empedu pada manusia adalah 620mL/d. Cairan empedu terus diproduksi oleh sel hepar secara kontinu, tetapi umumnya akan disimpan dalam kantung empedu hingga akhirnya dibutuhkan oleh duodenum. Volume maksimum yang dapat ditampung oleh kantung empedu 12 adalah 30-60 mL, namun sejumlah sekresi empedu selama 12 jam (umumnya berjumlah 450 mL) dapat ditampung dalam kantung empedu karena air, natrium, klorida dan sejumlah elektrolit kecil secara kontinu diserap oleh mukosa kantung empedu, dan memekatkan sisa cairan empedu yang mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin dan bilirubin.
Pengosongan Kandung Empedu
Ketika makanan mulaii dicerna di traktus gastrointestinal bagian atas, kandung empedu mulai mengosongkan isinya, terutama sewaktu makanan berlemak mencapai duodenum sekitar 30 menit setelah makan. Mekanisme pengosongan kandung empedu adalah kontraksi ritmis dinding kandung empedu, tetapi pengosongan yang efektif juga membutuhkan relaksasi sfingter Oddi secara bersamaan, yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis ke dalam duodenum.
Sejauh ini rangsan yang paling poten menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah hormon CCK (Cholecystokinin) yang dihasilkan oleh sel DNES atau sel enteroendokrin di usus halus dan juga dirangsang oleh serat – serat saraf yang menyekresi asetilkolin dari saraf vagus.
Kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya ke dalam duodenum terutama sebagai respons terhadap perangsangan CCK yang terutama dicetuskan oleh makanan berlemak. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung empedu berlangsung buruk, tetapi bila terdapat lemak dalam jumlah yang berarti dalam makanan, normalnya kandung empedu kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar satu jam.


Komposisi Empedu

Empedu Hati
Empedu Kandung Empedu
Air
97,5 g/dl
92 g/dl
Garam empedu
1,1 g/dl
6 g/dl
Bilirubin
0,04 g/dl
0,3 g/dl
Kolestrol
0,1 g/dl
0,3-0,9 g/dl
Asam lemak
0,12 g/dl
0,3-1,2 g/dl
Lesitin
0,04 g/dl
0,3 g/dl
Na+
145 mEq/L
130 mEq/L
K+
5 mEq/L
12 mEq/L
Ca++
5 mEq/L
23 mEq/L
Cl-
100 mEq/L
25 mEq/L
HCO3-
28 mEq/L
10 mEq /L

Tabel 1. Komposisi Empedu

3. Faktor yang mempengaruhi sekresi empedu
-          Mekanisme kimiawi (garam empedu).
Setiap bahan yang meningkatkan sekresi empedu disebut koleretik. Koleretik paling kuat adalah garam empedu itu sendiri. Di antara waktu makan, empedu disimpan di kandung empedu, tetapi sewaktu makan empedu disalurkan ke dalam duodenum oleh kontraksi kandung empedu. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak, garam empedu direahsorpsi dan dikembalikan oleh sirkulasi enterohepatik ke hati, tempat zat-zat ini  bekerja sebagai koleretik poten untuk merangsangsekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, sewaktu makan, ketika garam empedu dibutuhkan dan sedang digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat.
-          Mekanisme hormon (sekretin).
Selain meningkatkan sekresi NaHCO3 cair oleh pankreas, sekretin juga merangsang peningkatan sekresi empedu alkalis cair oleh duktus hepatikus tanpa disertai oleh peningkatan setara garam-garam empedu. Sekresi empedu oleh hati dapat ditingkatkan oleh  mekanisme kimiawi, hormon, dan saraf. Selama pencernaan makanan, ketika kimus mencapai usus halus, keberadaan makanan, khususnya lemak, dalam lumen duodenum memicu pelepasan CCK. Hormon ini menstimulasi kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter Oddi, sehingga kandung empedu dikosongkan ke duadenum, tempat zat ini membantu penyerapan dan pencernaan lemak yang memicu pelepasan CCK.
-          Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi vagus ke hati berperan kecil dalam sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan, mendorong peningkatan aliran empedu hati bahkan sebelwn makanan mencapai lambung atau usus.
4. Hubungan fungsi dan cara kerja empedu
·         empedu memainkan peran penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, bukan karena enzim dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena asam empedu dalam empedu melakukan dua hal: (1) Mereka membantu mengemulsi partikel-partikel lemak yang besar dalam makanan menjadi banyak partikel kecil, permukaan partikel tersebut dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas, dan (2) mereka membantu absorpsi produk akhir lemak yang telah dicerna melalui membran mukosa intestinal.
·         Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengekskresi beberapa produk buangan yang penting dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.
Proses emulsifikasi ketika lemak dicerna untuk membentuk monogliserida dan asam lemak bebas, kedua produk akhir pencernaan ini pertama-tama garam empedu akan bertemu dengan kimus yang mengandung lemak kemudian lemak itu akan di hancurkan menjadi pertikel-partikel kecil agar mudah di serap oleh mikrovili . paertikel-partikel kecil ini di sebut dengan misel . Oleh karena dimensi molekulernya, misel hanya berdiameter 3 sampai 6 nanometer, dan juga karena muatan luarnya yang sangat tinggi, zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk di antara mikrovili yang bergerak dengan kuat. Di sini, keduanya baik monogliserida dan asam lemak segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel yang dapat terjadi karena lipid juga larut dalam membran sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali untuk membantu mengabsorbsi lebih banyak monogliserida dan asam lemak lagi.




No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages