Cetirizine
Farmakodinamik
Aktivitas farmakodinamik cetirizine sebagai antagonis reseptor H1 bekerja pada otot polos bronkus dan usus (Christophe, et
al., 2003). Efek bronkokonstriksi pada bronkus akan dihambat oleh AH1.
Peningkatan permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin, dapat dihambat
dengan efektif oleh AH1 (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2009) .
Efektivitas AH1 bermanfaat untuk mengatasi reaksi hipersensitivitas
akibat reaksi IgE dan antigen melalui penghambatan sel mast melepaskan histamin
dan mediator lainnya (Katzung, 2010) . Cetirizine juga
menunjukkan fungsi seperti levocetirizine yang bersifat kompetitif selektif
pada reseptor AH1 secara reversible
terhadap histamin (Christophe, et al., 2003). Pada sistem saraf
pusat (SSP), dosis terapi cetirizine memperlihatkan afinitas yang rendah
terhadap reseptor H1 sentral. Keadaan ini membuat cetirizine tidak
mudah melakukan penetrasi pada sistem saraf pusat. Antihistamin generasi II
seperti cetirizine sangat sedikit menembus sawar otak sehingga pada kebanyakan
pasien biasanya tidak menyebabkan kantuk berat, gangguan koordinasi atau efek
lain pada SSP. Obat-obat golongan seperti ini digolongkan sebagai antihistamin
non sedatif (Apotex Nz Ltd, 2002) .
Mekanisme Kerja
Cetirizine merupakan senyawa metabolit dari
hidroksizin yang berperan sebagai antihistamin. Mekanisme kerjanya dimediasi
melalui penghambatan selektif pada reseptor H1
perifer (National
Center of Biotechnology Information, 2015) . Aktivitas
antihistamin dari cetirizine telah diuji pada hewan coba dan manusia. Percobaan
secara in vivo dan ex vivo pada hewan coba mengabaikan efek
aktifitas antikolinergik dan antiserotonergik dari cetirizine. Uji ikatan
reseptor cetirizine secara in vitro
menunjukkan tidak adanya kemampuan afinitas metabolit terhadap reseptor lain
selain reseptor H1.
Penelitian autoradiografik dengan radiolabeled
menunjukkan kemampuan penetrasi yang tidak mudah dalam otak oleh cetirizine.
Percobaan secara ex vivo pada tikus
menujukkan pemberian cetirizine secara sistemik tidak signifikan menempati
reseptor H1 di otak (Olsen, et al., 2008).
Farmakokinetik
a.
Adsorbsi
Cetirizine dengan cepat diserap melalui saluran
pencernaan dengan waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum (Tmax)
sekitar 1 jam setelah pemberian oral tablet atau sirup pada orang dewasa.
Perbedaan bioavailabilitas ditemukan pada pemberian sediaan obat tablet dan
sirup. Orang sehat yang diberikan beberapa dosis cetirizine tablet 10 mg/hari
selama 10 hari menunjukkan konsentrasi puncak plasma rata-rata (Cmax)
sebesar 311 ng/ml dan tidak ditemukan danya akumulasi.
Dosis oral pemberian cetirizine berkisar 5 sampai 60
mg. Makanan tidak berpengaruh pada jendela terapi cetirizine tetapi Tmax
tertunda selama 1,7 jam dan Cmax menurun 23% dengan adanya makanan (Apotex Nz
Ltd, 2002) .
b.
Distribusi
Cetirizine berikatan dengan protein plasma sebesar 93%
dengan konsentrasi bebas di plasma sekitar 25-1000 ng/ml sesuai dengan
pengamatan kadar plasma saat terapi (US National Institute Health,
2006) .
c.
Metabolisme
Penelitian yang dilakukan pada 6 laki-laki sehat
menunjukkan bahwa 70% metabolit ditemukan dalam urin dan 10% dalam tinja.
Sekitar 50% metabolit yang ditemukan dalam urin sebagai obat yang tidak
berubah. Keadaan ini dikaitkan dengan rendahnya metabolism lintas pertama
terhadap obat induk di hepar. Cetirizine dimetabolisme secara terbatas oleh oksidatif O-dealkilasi menjadi metabolit
lebih sederhana dengan meninggalkan aktivitas antihistaminnya. Enzim yang
bertanggungjawab pada proses metabolism ini masih belum diketahui (Apotex Nz
Ltd, 2002) .
d.
Ekskresi
Waktu
paruh eliminasi cetirizine di 146 orang sehat melalui beberapa studi
farmakokinetik terjadi selama 8,3 jam dengan total bersihan tubuh sekitar 53
ml/menit (US National Institute Health,
2006) .
Dosis dan Sediaan
Dosis pemberian terapi dengan cetirizine:
a.
Dewasa
dan anak ≥ 12 tahun = 10 mg atau 2 cth atau 1 ml tetes/hari
b.
Anak
6-11 tahun = 5-10 mg atau 1-2 cth atau ½-1 ml tetes/hari
c.
Usia
2-5 tahun = 2,5-5 mg atau ½-1 cth atau ¼-½
ml tetes/hari
Sediaan yang tersedia berupa:
a.
Tablet:
5 mg dan 10 mg
b.
Sirup:
5 mg/5 ml
c.
Tetes:
10 mg/ml (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010) .
Cetirizine berwarna putih
berbentuk bubuk kristal dan larut dalam air. Sirup cetirizine berwarna agak
kuning dalam pH 4-5 dan mengandung CTZ dengan konsentrasi 1 mg/ml (5 mg/5 ml
untuk pemberian oral) (Apotex Nz Ltd, 2002) .
Produk yang tersedia di Indonesia:
a.
Cerini
(Cetirizine HCl)
b.
Cetirizine
Hexpharm (Cetirizine diHCl)
c.
Cetirizine
OGB (Ceterizin diHCl)
d.
Cetrixal
(Ceterizin diHCl)
e.
Cetymin
(Ceterizin diHCl)
f.
Cirrus
(Ceterizin diHCl 5 mg, pseudoephedrine HCl 120 mg)
g.
Falergi
(Ceterizin diHCl)
h.
Histrine
(Ceterizin diHCl)
i.
Incidal-OD
(Ceterizin diHCl)
j.
Intrizin
(Ceterizin diHCl)
k.
Lerzin
(Ceterizin diHCl)
l.
Ozen
(Ceterizin diHCl)
m.
Risina
(Ceterizin diHCl)
n.
Riztec
(Ceterizin diHCl)
o.
Rydian
(Ceterizin diHCl)
p.
Ryvel
(Ceterizin diHCl)
q.
Ryzen
(Ceterizin diHCl)
r.
Ryzo
(Ceterizin diHCl)
s.
Tiriz
(Ceterizin diHCl)
t.
Zenriz
(Ceterizin diHCl) (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010)
Indikasi
Cetirizine
dapat digunakan sendiri dalam proses pengobatan atau dengan kombinasi bersama
pseudoephedrine untuk pengobatan
rhinitis alergika, rhinitis musiman,rhinitis perennial, atau alergi saluran
napas atas lainnya. Penggunaan kombinasi kedua obat tersebut dilakukan jika
diperlukan secara bersamaan. Obat cetirizine juga dapat digunakan untuk
mengatasi gejala yang timbul akibat urtikaria idiopatik dan kronik, seperti
gatal-gatal. (Bethesda, 2009)
Kontraindikasi
Penggunaan obat
cetirizine dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat
hipersensitivitas terhadap cetirizine, hidroksizin, atau salah satu komponen
tersebut. Selain itu juga kontraindikasi pada saat laktasi (UBM Medica
Asia Pte Ltd, 2010) .
Efek Samping
Efek samping
yang ditimbulkan dapat berupa sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut
kering karena efek antikolinergik, dan rasa tidak enak pada saluran pencernaan
yang bersifat ringan dan sementara (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010) .
Interaksi Obat
Interaksi obat
terjadi melalui penurunan bersihan cetirizine bila diberikan bersama teofilin
400 mg. Dengan dosis teofilin yang lebih besar memungkinkan memiliki efek yang
lebih besar pula (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010) .
Intruksi Khusus
Penjelasan yang perlu diberikan pada pengobatan cetirizine berupa:
a.
Penggunaan
obat ini dapat mengganggu kemampuan mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin
karena kemungkinan menimbulkan kantuk.
b.
Hindari
penggunaan bersama alkohol atau obat-obatan lain yang menekan saraf pusat
karena dapat menimbulkan aditif.
c.
Perhatian
pada ibu hamil dan ibu munyusui (laktasi).
d.
Hati-hati
pemberian pengobatan pada lansia.
e.
Hati-hati
pengobatan pada pasien yang memiliki penurunan fungsi ginjal.
f.
Hati-hati
pengobatan pada anak usia < 2 tahun (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010) .
Apotex Nz Ltd. (2002). Apo-Cetirizine. New Zaelan
Data Sheet , 1-3.
Bethesda, M. (2009). AHFS Drugs Information. American
Society of Health System Pharmacist , 26.
Christophe, B., Carlier, B., Gillard, M., Chatelain, P.,
Peck, M., & Massingham, R. (2003). Histamine H1 receptor antagonis by cetirizine in isolated guinea pig
tissues: influence of receptor reserve and dissociation kinetics. Eur J
Pharmacol , 87-94.
Derakhshandeh, K., & Mohebbi, M. (2009). Oral
bioavailability and pharmacokinetic study of cetrizine HCl in Iranian healthy
volunteers. Res Pharm Sci , 113-121.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2009). Farmakologi
dan Terapi. Jakarta: FKUI.
Katzung, B. G. (2010). Farmakologi Dasar dan Klinik.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
National Center of Biotechnology Information. (2015). Cetirizine.
PubChem , 1-11.
National Center of Biotechnology Information. (2003).
Histamine H1 Antagonists,
Non-Sedating. Pub Med , 1.
National Center of Biotechnology Information. (2015). Histamine. PubChem , 1.
Olsen, L., Bondesson, U., Brostrom, H., Tjalve, H., &
Larsson, C. I. (2008). Cetirizine in horses: Pharmacokinetics and
pharmacodynamics following repeated oral administration. The Veterinary
Journal , 242-249.
UBM Medica Asia Pte Ltd. (2010). MIMS Petunjuk Konsultasi
Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Komputer.
US National Institute Health. (2006). Current medication
Information for Zyrtec-cetirizine hydrochloride. DailyMed , 2115.
No comments:
Post a Comment