Cetirizine - Mediaku

Mediaku

saya membuat blog ini berisi Anime, nonton bioskop, pelajaran Kesehatan, makalah, dan file pelajaran kesehatan. artikel blog ini bisa di download. semoga bermanfaat terimakasih telah berkunjung

Random Posts

Terbaru

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, July 25, 2019

Cetirizine


Cetirizine

Farmakodinamik

Aktivitas farmakodinamik cetirizine sebagai antagonis reseptor H1 bekerja pada otot polos bronkus dan usus (Christophe, et al., 2003). Efek bronkokonstriksi pada bronkus akan dihambat oleh AH1. Peningkatan permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin, dapat dihambat dengan efektif oleh AH1 (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009). Efektivitas AH1 bermanfaat untuk mengatasi reaksi hipersensitivitas akibat reaksi IgE dan antigen melalui penghambatan sel mast melepaskan histamin dan mediator lainnya (Katzung, 2010). Cetirizine juga menunjukkan fungsi seperti levocetirizine yang bersifat kompetitif selektif pada reseptor AH1 secara reversible terhadap histamin (Christophe, et al., 2003). Pada sistem saraf pusat (SSP), dosis terapi cetirizine memperlihatkan afinitas yang rendah terhadap reseptor H1 sentral. Keadaan ini membuat cetirizine tidak mudah melakukan penetrasi pada sistem saraf pusat. Antihistamin generasi II seperti cetirizine sangat sedikit menembus sawar otak sehingga pada kebanyakan pasien biasanya tidak menyebabkan kantuk berat, gangguan koordinasi atau efek lain pada SSP. Obat-obat golongan seperti ini digolongkan sebagai antihistamin non sedatif (Apotex Nz Ltd, 2002).

Mekanisme Kerja

Cetirizine merupakan senyawa metabolit dari hidroksizin yang berperan sebagai antihistamin. Mekanisme kerjanya dimediasi melalui penghambatan selektif pada reseptor H1 perifer (National Center of Biotechnology Information, 2015). Aktivitas antihistamin dari cetirizine telah diuji pada hewan coba dan manusia. Percobaan secara in vivo dan ex vivo pada hewan coba mengabaikan efek aktifitas antikolinergik dan antiserotonergik dari cetirizine. Uji ikatan reseptor cetirizine secara in vitro menunjukkan tidak adanya kemampuan afinitas metabolit terhadap reseptor lain selain reseptor H1.
Penelitian autoradiografik dengan radiolabeled menunjukkan kemampuan penetrasi yang tidak mudah dalam otak oleh cetirizine. Percobaan secara ex vivo pada tikus menujukkan pemberian cetirizine secara sistemik tidak signifikan menempati reseptor H1 di otak (Olsen, et al., 2008).

Farmakokinetik

a.       Adsorbsi
Cetirizine dengan cepat diserap melalui saluran pencernaan dengan waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum (Tmax) sekitar 1 jam setelah pemberian oral tablet atau sirup pada orang dewasa. Perbedaan bioavailabilitas ditemukan pada pemberian sediaan obat tablet dan sirup. Orang sehat yang diberikan beberapa dosis cetirizine tablet 10 mg/hari selama 10 hari menunjukkan konsentrasi puncak plasma rata-rata (Cmax) sebesar 311 ng/ml dan tidak ditemukan danya akumulasi.
Dosis oral pemberian cetirizine berkisar 5 sampai 60 mg. Makanan tidak berpengaruh pada jendela terapi cetirizine tetapi Tmax tertunda selama 1,7 jam dan Cmax menurun 23% dengan adanya makanan (Apotex Nz Ltd, 2002).
b.      Distribusi
Cetirizine berikatan dengan protein plasma sebesar 93% dengan konsentrasi bebas di plasma sekitar 25-1000 ng/ml sesuai dengan pengamatan kadar plasma saat terapi (US National Institute Health, 2006).
c.       Metabolisme
Penelitian yang dilakukan pada 6 laki-laki sehat menunjukkan bahwa 70% metabolit ditemukan dalam urin dan 10% dalam tinja. Sekitar 50% metabolit yang ditemukan dalam urin sebagai obat yang tidak berubah. Keadaan ini dikaitkan dengan rendahnya metabolism lintas pertama terhadap obat induk di hepar. Cetirizine dimetabolisme secara terbatas oleh oksidatif O-dealkilasi menjadi metabolit lebih sederhana dengan meninggalkan aktivitas antihistaminnya. Enzim yang bertanggungjawab pada proses metabolism ini masih belum diketahui (Apotex Nz Ltd, 2002).
d.      Ekskresi
Waktu paruh eliminasi cetirizine di 146 orang sehat melalui beberapa studi farmakokinetik terjadi selama 8,3 jam dengan total bersihan tubuh sekitar 53 ml/menit (US National Institute Health, 2006).

 cetirizine

Dosis dan Sediaan

Dosis pemberian terapi dengan cetirizine:
a.       Dewasa dan anak ≥ 12 tahun = 10 mg atau 2 cth atau 1 ml tetes/hari
b.      Anak 6-11 tahun = 5-10 mg atau 1-2 cth atau ½-1 ml tetes/hari
c.       Usia 2-5 tahun = 2,5-5 mg atau ½-1 cth atau ¼-½  ml tetes/hari
Sediaan yang tersedia berupa:
a.       Tablet: 5 mg dan 10 mg
b.      Sirup: 5 mg/5 ml
c.       Tetes: 10 mg/ml (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010).
Cetirizine berwarna putih berbentuk bubuk kristal dan larut dalam air. Sirup cetirizine berwarna agak kuning dalam pH 4-5 dan mengandung CTZ dengan konsentrasi 1 mg/ml (5 mg/5 ml untuk pemberian oral) (Apotex Nz Ltd, 2002).
Produk yang tersedia di Indonesia:
a.       Cerini (Cetirizine HCl)
b.      Cetirizine Hexpharm (Cetirizine diHCl)
c.       Cetirizine OGB (Ceterizin diHCl)
d.      Cetrixal (Ceterizin diHCl)
e.       Cetymin (Ceterizin diHCl)
f.       Cirrus (Ceterizin diHCl 5 mg, pseudoephedrine HCl 120 mg)
g.      Falergi (Ceterizin diHCl)
h.      Histrine (Ceterizin diHCl)
i.        Incidal-OD (Ceterizin diHCl)
j.        Intrizin (Ceterizin diHCl)
k.      Lerzin (Ceterizin diHCl)
l.        Ozen (Ceterizin diHCl)
m.    Risina (Ceterizin diHCl)
n.      Riztec (Ceterizin diHCl)
o.      Rydian (Ceterizin diHCl)
p.      Ryvel (Ceterizin diHCl)
q.      Ryzen (Ceterizin diHCl)
r.        Ryzo (Ceterizin diHCl)
s.       Tiriz (Ceterizin diHCl)
t.        Zenriz (Ceterizin diHCl) (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010)

Indikasi

Cetirizine dapat digunakan sendiri dalam proses pengobatan atau dengan kombinasi bersama pseudoephedrine  untuk pengobatan rhinitis alergika, rhinitis musiman,rhinitis perennial, atau alergi saluran napas atas lainnya. Penggunaan kombinasi kedua obat tersebut dilakukan jika diperlukan secara bersamaan. Obat cetirizine juga dapat digunakan untuk mengatasi gejala yang timbul akibat urtikaria idiopatik dan kronik, seperti gatal-gatal. (Bethesda, 2009)

Kontraindikasi

Penggunaan obat cetirizine dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap cetirizine, hidroksizin, atau salah satu komponen tersebut. Selain itu juga kontraindikasi pada saat laktasi (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010).

Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan dapat berupa sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering karena efek antikolinergik, dan rasa tidak enak pada saluran pencernaan yang bersifat ringan dan sementara (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010).

Interaksi Obat

Interaksi obat terjadi melalui penurunan bersihan cetirizine bila diberikan bersama teofilin 400 mg. Dengan dosis teofilin yang lebih besar memungkinkan memiliki efek yang lebih besar pula (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010).

Intruksi Khusus

Penjelasan yang perlu diberikan pada pengobatan cetirizine berupa:
a.       Penggunaan obat ini dapat mengganggu kemampuan mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin karena kemungkinan menimbulkan kantuk.
b.      Hindari penggunaan bersama alkohol atau obat-obatan lain yang menekan saraf pusat karena dapat menimbulkan aditif.
c.       Perhatian pada ibu hamil dan ibu munyusui (laktasi).
d.      Hati-hati pemberian pengobatan pada lansia.
e.       Hati-hati pengobatan pada pasien yang memiliki penurunan fungsi ginjal.
f.       Hati-hati pengobatan pada anak usia < 2 tahun (UBM Medica Asia Pte Ltd, 2010).









Apotex Nz Ltd. (2002). Apo-Cetirizine. New Zaelan Data Sheet , 1-3.

Bethesda, M. (2009). AHFS Drugs Information. American Society of Health System Pharmacist , 26.

Christophe, B., Carlier, B., Gillard, M., Chatelain, P., Peck, M., & Massingham, R. (2003). Histamine H1 receptor antagonis by cetirizine in isolated guinea pig tissues: influence of receptor reserve and dissociation kinetics. Eur J Pharmacol , 87-94.

Derakhshandeh, K., & Mohebbi, M. (2009). Oral bioavailability and pharmacokinetic study of cetrizine HCl in Iranian healthy volunteers. Res Pharm Sci , 113-121.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (2009). Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI.

Katzung, B. G. (2010). Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

National Center of Biotechnology Information. (2015). Cetirizine. PubChem , 1-11.

National Center of Biotechnology Information. (2003). Histamine H1 Antagonists, Non-Sedating. Pub Med , 1.

National Center of Biotechnology Information. (2015). Histamine. PubChem , 1.

Olsen, L., Bondesson, U., Brostrom, H., Tjalve, H., & Larsson, C. I. (2008). Cetirizine in horses: Pharmacokinetics and pharmacodynamics following repeated oral administration. The Veterinary Journal , 242-249.

UBM Medica Asia Pte Ltd. (2010). MIMS Petunjuk Konsultasi Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Komputer.

US National Institute Health. (2006). Current medication Information for Zyrtec-cetirizine hydrochloride. DailyMed , 2115.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages