AGD (Analisa Gula Darah) - Mediaku

Mediaku

saya membuat blog ini berisi Anime, nonton bioskop, pelajaran Kesehatan, makalah, dan file pelajaran kesehatan. artikel blog ini bisa di download. semoga bermanfaat terimakasih telah berkunjung

Random Posts

Terbaru

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, March 9, 2018

AGD (Analisa Gula Darah)




Keseimbangan asam – basa memang merupakan hal yang harus diketahui pada keperawatan kritis. Karena dengan mengetahui pasti kondisi pH pasien perawat dapat memberikan terapi yang tepat. Untuk itu pada materi ini kita akan sharing tentang prinsip dalam pembacaan AGD. Memang banyak materi tentang keseimbangan asam basa namun sedikit materi yang mengulas secara singkat dan jelas tentang ini. Prinsip yang perlu diingat sehingga mudah menentukan apakah pasien asidosis atau alkalosis, apakah pasien berada pada kondisi asidosis/alkalosis murni, terkompensasi sebagian, atau terkompensasi penuh. Materi ini dilengkapi dengan intepretasi kasus nyata sehingga akan lebih mudah dipahami dan diingat. Selain itu materi ini juga dilengkapi tentang prinsip pengambilan darah arteri dimana darah arteri merupakan sampel dari AGD. Prinsip pengambilan darah arteri juga penting agar tidak terjadi hasil yang bias sehingga akan mempengaruhi terapi pada pasien.

a. Pengertian 
Pengambilan sampel darah arteri adalah pengambilan sampel darah melalui pembuluh darah arteri. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yang umum dilakukan yaitu Arteri radialis, Arteri brachialis dan Arteri Femoralis.

b. Manfaat 
Analisa gas darah arteri berguna untuk mengkaji status oksigenasi klien (tekanan oksigen arterial [PaO2]), ventilasi alveolar (tekanan karbondioksida arterial [PaCO2]), dan juga untuk menilai keseimbangan asam basa. Hasil dari pemeriksaan gas darah sangat berarti bagi monitoring hasil tindakan penatalaksanaan oksigenasi klien, terapi oksigen, dan untuk mengevaluasi respon tubuh klien terhadap tindakan dan terapi misalnya pada saat klien menjalani weaning dari penggunaan ventilator. Sampel darah yang diambil digunakan untuk mengukur komponen gas didalam darah arteri dan pH darah. Nilai yang diperoleh mereflekasikan kualitas ventilasi dan perfusi jaringan.

c. Hal yang perlu diperhatikan
1. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
2. Gunakan spuit khusus untuk pengambilan AGD (spuit sudah mengandung heparin). Apabila tidak ada spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk mencegah darah membeku
3. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan anestesi lokal
4. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui kepatenan arteri
5. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri
6. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur rata dan tidak membeku
7. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras daripada vena).
8. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung jarum dengan karet atau gabus.
9. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
10. Segera kirim ke laboratorium ( sito )

d. Persyaratan Umum
Beberapa persyaratan umum yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang akurat adalah:

1. Pasien diusahakan dalam keadaan tenang dengan posisi berbaring (pasien dalam keadaan takut/ gelisah akan menyebabkan hiperventilasi).
2. Pengambilan darah pada pasien yang sedang mendapat terapi oksigen dilakukan minimal 20 menit setelah pemberian oksigen dan perlu dicantumkan kadar oksigen yang diberikan
3. Perlu diwaspadai adanya perdarahan dan hematoma akibat pengambilan darah terutama pada bagian yang sedang mendapat terapi antikoagulan
4. Suhu tubuh pasien dan waktu pengambilan darah harus dicantumkan dalam formulir permohonan pemeriksaan

e. Alat dan bahan
1. Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
2. Heparin
3. Yodium-povidin
4. Penutup jarum (gabus atau karet)
5. Kasa steril
6. Kapas alcohol
7. Plester dan gunting
8. Pengalas
9. Handuk kecil
10. Sarung tangan sekali pakai
11. Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
12. Wadah berisi es
13. Kertas label untuk nama
14. Thermometer
15. Bengkok

f. Prosedur Pengambilan darah arteri radialis
1. Baca status dan data klien untuk memastikan indikasi pengambilan AGD
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
4. Perkenalkan nama perawat
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
6. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
7. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
8. Tanyakan keluhan klien saat ini
9. Jaga privasi klien
10. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
11. Posisikan klien dengan nyaman
12. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
13. Palpasi arteri radialis
14. Lakukan allen’s tes
15. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
16. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
17. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap dengan kapas alkohol
18. Berikan anestesi lokal jika perlu
19. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
20. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
21. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
22. Ambil darah 1 sampai 2 ml
23. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
24. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
25. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
26. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
27. Ukur suhu dan pernafasan klien
28. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
29. Kirim segera darah ke laboratorium
30. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untuk klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
31. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
32. Cuci tangan
33. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
34. Berikan reinforcement positif pada klien
35. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
36. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
37. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien

g. Definisi “allens’s tes”
Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral arteri radialis. Penderita diminta mengepalkan tangan dengan kencang. Pengambil darah dengan jari menekan kedua arteri radialis dan ulnaris. Penderita diminta membuka dan mengepalkan beberapa kali hingga jari-jari pucat, kemudian biarkan telapak tangan terbuka. Pengambil darah melepaskan tekanan jarinya dari arteri ulnaris, telapak tangan akan pulih warnanya dalam 15 detik bila darah dari arteri ulnaris mengisi pembuluh kapiler tangan.

Bila terdapat gangguan kolateralisasi pada arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri radialis tidak boleh digunakan untuk pengambilan darah arteri. Bila tidak terdapat kolateralisasi arteri radialis dan arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri radialis tidak boleh digunakan.

Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

INTERPRETASI BGA ATAU AGD
Sebelum mampu mengintepretasikan hasil analisa gas darah menurut “Handerson – Hasellbalch” perlu diketahui nilai normal serta prinsip – prinsip dalam pembacaan analisa gas darah. 

Nilai Normal :
KOMPONEN
NILAI NORMAL
pH
7,35 – 7,45
pCO2
35 – 45
HCO3
22 – 26
BE
-2  --   +2 







Prinsip – prinsip yang perlu di ketahui dan di ingat adalah :
1. pH atau derajad keasaman
a. Asam (asidosis) : pH ↓
b. Basa (alkalosis) : pH↑

2. Perbedaan gangguan respiratorik atau metabolic
a. Gangguan respiratorik : mempengaruhi pCO2
b. Gangguan metabolic : mempengaruhi BE/HCO3

3. Gangguan respiratorik
a. pH berbanding terbalik dengan pCO2
b. pH ↓ : pCO2↑
c. pH ↑: pCO2↓

4. Gangguan metabolik
a. pH sebanding dengan pCO2
b. pH ↓ : HCO3↓
c. pH ↑: HCO3↑

5. Table keseimbangan asam – basa
KONDISI
pH
pCO2
BE/HCO3
Asidosis metabolic
Murni
N
Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh
N
(7,35 – 7,40)
Asidosis respiratorik
Murni
N
Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh
N
(7,35 – 7,40)
Alkalosis metabolic
Murni
N
Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh
N
(7,41 – 7,45)
Alkalosis respiratorik
Murni
N
Terkompensasi sebagian
Terkompensasi penuh
N
(7,41 – 7,45)


PENANGANAN
Asidosis Metabolik
Pada kondisi asidosis metabolik terjadi reaksi antara CO2 + HCO3 menjadi H2CO3 (asam bikarbonat). Terjadi penumpukan asam bikarbonat (H2CO3) terjadi penurunan ion karbonat (HCO3) sehingga perlu diberikan tambahan ion tersebut dari luar. Pemberian NATRIUM BIKARBONAT adalah cara penanganan asidosis metabolic. Dengan pemberian BICNAT (NABIC)/MEYLON akan mengikat H sehingga akan mengurangi terbentuknya asam. BICNAT/MEYLON tidak diberikan secara sembarangan, ada rumus khusus dalam pemberiannya. (lihat materi rumus dan koreksi cairan serta elektrolit)

Alkalosis Metabolik
Pada alkalosis metabolic terjadi peningkatan ion karbonat, hal ini terjadi karena tidak ada pembentukan asam karbonat di dalam tubuh. Defek mekanisme yang dilakukan oleh tubuh yaitu ginjal berusaha mengeluarkan ion karbonat. Dalam kasus alkalosis metabolic diberikan diuretic untuk membantu mengeluarkan ion karbonat

Asidosis respiratorik
Pada kondisi asidosis respiratorik terjadi peningkatan CO2 dalam tubuh. Hal ini terjadi pada kasus hipoventilasi sehingga terjadi peningkatan CO2 dalam tubuh akibat dari terhambatnya proses pengeluaran CO2. Terapi dari asidosis respiratorik yaitu pemberian terapi okseigen, pada pasien dengan asidosis respiratorik diberikan masker sungkup non-rebreathing. (lihat materi tentang oksigenasi)

Alkalosis respiratorik
Pada kondisi alkalosis respiratorik terjadi penurunan CO2 dalam tubuh. Hal ini terjadi pada kasus hiperventilasi sehingga terjadi penurunan CO2 dalam tubuh akibat dari proses pengeluaran CO2 yang berlebihan. Terapi dari alkalosis respiratorik yaitu pemberian terapi okseigen, pada pasien dengan alkalosis respiratorik diberikan masker sungkup rebreathing. (lihat materi tentang oksigenasi)

INTERPRETASI KASUS
Dibawah ini adalah hasil dari Analisa Gas Darah, setelah membaca & memahami materi tentang keseimbangan asam – basa, silakan analisa beberapa hasil AGD!!!!!

PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,22
7,35 – 7,45
pCO2
77
mmHg
35 – 45
pO2
101
mmHg
80 – 100
BE
3,8
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
31,5
Mmol/L
22 – 26

PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,29
7,35 – 7,45
pCO2
44
mmHg
35 – 45
pO2
112
mmHg
80 – 100
BE
-5,5
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
21,2
Mmol/L
22 – 26

PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,24
7,35 – 7,45
pCO2
54
mmHg
35 – 45
pO2
91
mmHg
80 – 100
BE
-4,3
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
22,5
Mmol/L
22 – 26

PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,43
7,35 – 7,45
pCO2
40
mmHg
35 – 45
pO2
232
mmHg
80 – 100
BE
2,2
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
26,5
Mmol/L
22 – 26


PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,5
7,35 – 7,45
pCO2
32
mmHg
35 – 45
pO2
341
mmHg
80 – 100
BE
1,8
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
25
Mmol/L
22 – 26

PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,34
7,35 – 7,45
pCO2
79
mmHg
35 – 45
pO2
59
mmHg
80 – 100
BE
16,8
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
42,6
Mmol/L
22 – 26

PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,49
7,35 – 7,45
pCO2
56
mmHg
35 – 45
pO2
116
mmHg
80 – 100
BE
19,4
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
42,7
Mmol/L
22 – 26

PARAMETER
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
PH
7,37
7,35 – 7,45
pCO2
54
mmHg
35 – 45
pO2
47
mmHg
80 – 100
BE
5,9
Mmol/L
-2 – 2
HCO3
31,2
Mmol/L
22 – 26

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages