BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap saat tubuh kita dikelilingi oleh
berbagai bahan organik dan anorganik yang dapat masuk kedalam tubuh dan
menimbulkan berbagai penyakit dan kerusakan jaringan. Selain itu, sel tubuh
yang menjadi tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang
tidak diingini dan perlu disingkirkan dari dalam tubuh. Itu sebabnya seseorang
harus mempunyai sistem imun yang baik untuk melindungi tubuh dan mempertahankan
keutuhan tubuh terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam
lingkungan hidup maupun oleh tubuh itu sendiri. Berbagai cara diusahakan orang
untuk meningkatkan sistem imunnya, diantaranya dengan mengkonsumsi berbagai
vitamin dan suplemen kesehatan. I Made Budi (2004) mengatakan bahwa masyarakat
di Papua terutama di wilayah Pegunungan Jayawijaya, memanfaatkan Buah Merah (Pandanus
conoideus Lam) sebagai sumber pangan sehari-hari dan mereka memiliki
kondisi kesehatan yang lebih baik dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini perlu
diteliti lebih lanjut, karena banyak faktor yang mempengaruhi sistem imun
seseorang, antara lain, faktor genetik, usia, dan faktor nutrisi.
Proses
pengenalan antigen dilakukan oleh unsur utama sistem imun yaitu limfosit, baru
kemudian melibatkan berbagai jenis sel sistem imun. Limfosit dapat dipacu
menjadi aktif oleh antigen atau mitogen. Kemampuan sistem imun untuk
melaksanakan fungsi protektif secara optimal antara lain bergantung juga pada
kecepatan sel limfosit spesifik berproliferasi.
1.1.
Tujuan
·
Mengetahui definisi dan ruang lingkup sistem imun.
·
Mengetahui cara kerja imun sebagai sistem.
·
Mengetahui macam-macam
imunitas.
·
Mengetahui fungsi masing-masing
sistem imun.
·
Mngetahui struktur
imunoglobin dan faktor yang memengaruhi sistem imun
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud sistem imun dan seberapa luas ruang lingkupnya?
2.
Bagaimana
sistem imun bekerja sebagai suatu sistem?
3.
Berapa
banyak jenis imunitas yang ada dalam tubuh manusia?
4.
Bagaimana
fungsi masing-masing sistem imun dalam tubuh manusia?
5.
Bagaimana
struktur imunoglobin?
6.
Faktor-faktor
apa saja yang memengaruhi sistem imun?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendahuluan
Pada sudut pandang mikroba, tubuh
manusia merupakan tempat sempurna untuk hidup. Awalnya, asosiasi
mikroba dan jaringan inang bersifat baik, tetapi jika
terdapat luka pada jaringan, maka mikroba dapat tersebar ke seluruh jaringan
dan organ inang, sehinga mikroba yang semula
baik menjadi
bersifat merugikan bagi manusia. Untuk dapat menahan penyebaran mikroba,
maka organisme tingkat tinggi seperti manusia dan hewan mengembangkan sistem
imun.
Bagian penting pada sistem imun adalah
mampu membedakan antara benda diri sendiri dan
benda asing. Jika sistem imun gagal menjalankan fungsi ini, maka kejadian buruk
menimpa inang, termasuk penyakit autoimun bahkan kematian. Pada tingkat
individu sangat mudah membedakan antara hewan/manusia dengan mikroba. Namun pada tingkat molekuler perbedaan itu tidak
tampak jelas. Sistem imun manusia terdiri atas populasi sel-sel limfosit yang
secara kolektif mampu merespons dan membedakan makromolekul-makromolekul yang
berasal dari diri sendiri maupun dari patogen. Respon imun terhadap mikroorganisme dibagi menjadi
dua sistem umum
yaitu imunitas bawaan
(alami) dan imunitas adaptif (spesifik,
diperoleh).
2.2. Definisi
Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan
(kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan
mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam
sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi
perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit
menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel
serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau
racunnya, yang masuk ke dalam tubuh
Dalam
pengertian yang paling luas, imunologi mengacu pada semua mekanisme pertahanan
yang dapat dimobilisasi tubuh untuk memerangi ancaman infasi asing. Sistem imun
adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda
asing yang masuk ke tubuh.
1.
Pembentuk kekebalan tubuh.
2.
Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang
masuk ke dalam tubuh.
3.
Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen
yang membahayakan.
4.
Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.
2.3 Ruang lingkup
2.3.1 Sistem kekebalan tubuh pada manusia
Sistem imun
terdiri atas pertahanan-pertahanan yang bekerja sangat spesifik. Gelanggangan
pertarungan anatomis bagi sistem pertahanan itu mencakup pembuluh-pembuluh
limfe berspons, sel-sel darah putih, sumsum tulang, dan kelenjar timus.
Respons
imun itu seluruhnya diperantarai oleh dua sel limfosit: limfosit-T dan
limfosit-B. Kedua jenis sel tersebut berasal dari sel-sel limfositik di sumsum
tulang : sel-sel itu lalu diproses ( Limfosit T di timus dan limfosit B di
sumsum tulang) dan pada akhirnya menetap dalam jaringan-jaringan limfoid.
Saat terjadi respon imun terhadap
agen- agen asing, limfosit B terutama terlibat dalam pembentukan
protein-protein globular yang disebut antibodi : proses tersebut disebut respon
humoral. Pada tipe respon imun yang kedua, respon yang diperantarai sel ( cell mediated response ), limfosit T
menginisiasi serangan oleh berbagai tipe sel terhadap sel-sel asing. Pada kedua
tipe respon tersebut, entitas penyerangan dikenali melalui antigennya. Setiap
racun atau organisme memiliki senyawa-senyawa kimiawi khusus yang tidak ditemukan pada entitas-entitas lainnya : senyawa-senyawa itulah
yang disebut antigen.
Antigen biasanya terdiri atas protein-protein,
polisakarida–polisakaida besar atau lipoprotein-ipoprotein besar. Antigen seringakali
ditemukan dipermukaan organisme uniseluluer. Di dalam tubuh, terdapat antibodi
spesifik bagi nyaris semua antigen.
1.
Spesifisitas, dapat membedakan berbagai zat asing dan responsnya terutama
jika dibutuhkan.
2. Memori
dan amplifikasi, Kemampuan untuk mengingat kembali kontak
sebelumnya dengan agen asing tertentu, sehingga berikutnya akan menimbulkan respons yang lebih cepat
dan lebih besar.
3. Pengenalan
bagian diri dan bukan bagian diri (asing), Kemampuan untuk dapat membedakan agen-agen asing, sel-sel tubuh sendiri
dan protein.
2.3.2 Sistem kekebalan
turunan (innate immune system)
Sistem kekebalan turunan (innate immune system) adalah mekanisme
suatu organisme mempertahankan diri dari infeksi oleh organisme lain, yang dapat
segera dipicu beberapa saat setelah terpapar patogen. Sistem kekebalan ini
merupakan sistem kekebalan pertama dan melengkapi manusia sejak saat
dilahirkan.
Pertahanan tubuh terhadap
serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan sejak dari permukaan
luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam. Tubuh dapat
melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan identitas
organisme penyerang sehingga juga dikatakan sebagai imunitas nonspesifik.
Imunitas nonspesifik didapat melalui tiga cara
berikut.
a)
Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Organ Tubuh Tubuh memiliki
daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit berupa mikroorganisme,
yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
b)
Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori)
c)
Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung
Sistem kekebalan tiruan (adaptive immune system) disebut juga imunitas
spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen
merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang
munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi). Mikroba yang sering menginfeksi
tubuh juga mempunyai antigen. Tubuh seringkali dapat membentuk sistem imun
(kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai kekebalan, tubuh akan kebal
terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa kali.
Sebagai
contoh campak atau cacar air, penyakit ini biasanya hanya menjangkiti manusia
sekali dalam seumur hidupnya. Hal ini karena tubuh telah membentuk kekebalan
primer. Kekebalan primer diperoleh dari B limfosit dan T limfosit. Adapun
imunitas spesifik dapat di peroleh melalui pembentukan antibodi.
Antibodi
merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel darah putih. Tubuh akan
merespon ketika tubuh mendapatkan penyakit dengan cara membuat antibodi. Jenis
antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik atau berbeda-beda untuk
setiap jenis kuman penyakit. Dengan demikian diperlukan antibodi yang berbeda
pula untuk jenis kuman yang berbeda. Tubuh memerlukan macam antibodi yang
banyak untuk melindungi tubuh dari berbagai macam kuman penyakit.
2.3.4 Infeksi
Infeksi adalah
kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan
bersifat paling membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen,
menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada
akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat
berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan
kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum,
patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya
definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan
viroid.
Sistem kekebalan pada makhluk hidup berusaha mencegah terjadinya fokus infeksi, pada
saat pembentukan suatu fokus infeksi tidak dapat dicegah, makhluk hidup tersebut
dikatakan menderita penyakit yang bersifat kronis.
Terdapat hal yang terjadi saat terjadinya infeksi,
yaitu :Imunosupresi, adalah melemahnya
sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melawan
infeksi dan penyakit.
2.3.5 Inflamasi
Respon inflamasi merupakan upaya oleh tubuh untuk memulihkan dan mempertahankan
homeostasis setelah cidera. Sebagian besar elemen pertahanan tubuh berada dalam
darah dan inflamasi merupakan sarana sel-sel pertahanan tubuh dan molekul
pertahanan meninggalkan darah dan memasuki jaringan di sekitar tempat luka
(atau yang terinfeksi). Inflamasi pada dasarnya menguntungkan, namun inflamasi
berlebihan atau berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan.
2.4
Cara kerja Imun Sebagai Suatu Sistem
Sistem imun merupakan
sistem koordinasi respons
biologik yang bertujuan melindungi
integritas
dan identitas individu serta mencegah invasi organisme dan zat yang berbahaya
di lingkungan yang dapat merusak dirinya.
Sistem imun membentuk beberapa lapisan pertahanan tubuh.
Lapisan pertahanan tubuh terdiri dari:
Ada beberapa
mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang berbahaya di lingkungannya
yaitu:
- Pertahanan fisik dan kimiawi: kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat melalui kelenjar keringat dan sebasea, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi airmata, air liur, urin, asam lambung serta lisosim dalam airmata.
- Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat mencegah invasi mikroorganisme seperti laktobasilus pada epitel organ.
- Innate immunity
- Imunitas spesifik yang didapat.
No comments:
Post a Comment